Pengamat: Kasal Yudo Margono Berpeluang Jadi Panglima TNI

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 25 Juni 2022 14:48 WIB
Jakarta, MI - Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono berpeluang menjadi Panglima TNI selanjutnya. Khairul mengatakan selama belum memasuki masa pensiun, maka peluang Laksamana Yudo Margono untuk menjadi Panglima TNI masih terbuka. Karena jabatan Panglima TNI harus diisi oleh kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif. "Selama masa pemerintahan Presiden Jokowi juga belum pernah ada Panglima dari lingkungan TNI AL. Meski tidak ada ketentuan normatif yang mengharuskan pergiliran di antara ketiga matra, namun hal itu penting untuk dipertimbangkan," kata Khairul, Sabtu (25/6). Selain itu, menurut Khairul, peluang Laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI juga terbuka, karena mengacu pada penunjukan Jenderal Andika, Presiden Jokowi tidak meletakkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama. Artinya, pola ini masih mungkin diterapkan juga pada saat penggantian Jenderal Andika pada tahun 2023. "Komunikasi politik dengan tokoh berpengaruh di sekitar Presiden Jokowi juga diyakini berkontribusi memperkuat peluang untuk ditunjuk dan mendapat persetujuan parlemen. Kiprah Yudo dan TNI AL belakangan ini juga menampakkan adanya komunikasi politik yang berjalan untuk menjaga peluang itu," jelas Khairul. Salah satu contohnya, kata Khairul, ketika peresmian penamaan Kapal Korvet TNI AL dengan nama KRI Bung Karno-369. Dalam acara itu, Yudo menjalin relasi bermakna simbolis melalui pertemuan hangat bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. "Kasal tampil hangat bersama Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ditambah, sebelumnya, Laksamana Yudo Margono juga menyajikan romansa legacy presiden pertama RI Soekarno saat HUT Puspenerbal (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) pada 17 Juni lalu," ujarnya. Kendati demikian, lanjut khairul, siapapun nanti yang menjadi panglima TNI selanjutnya, TNI harus tetap solid, bersinergi, sehingga diperlukan kearifan dari semua pihak dengan mengutamakan keharmonisan hubungan antarlembaga demi perdamaian dan masa depan bangsa Indonesia mendatang.