Menuju Indonesia Emas 2045, Bahlil Ajak Mahasiswa Universitas Trisakti Jadi Pengusaha

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 15 Juli 2022 21:28 WIB
Jakarta, MI - Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait hadir dalam seminar kepemimpinan nasional bertema ‘Pancasila dalam Era Globalisasi Demi Menciptakan Pemimpin dalam Indonesia Emas 2045’ yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti, Jakarta, Jum'at (15/7). Seminar itu membahas kemajuan pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hadir juga dalam seminar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Komisaris PT Telkom Rizal Malarangeng dan sekitar 500 mahasiswa Trisakti Jakarta. Maruarar dalam paparannya di depan mahasiswa mengatakan, saat mahasiswa Trisakti menjadi anggota DPR, menjadi bupati, walikota, gubernur, presiden, maupun jabatan lainnya agar tetap konsisten dengan perjuangan dengan posisi yang berubah. "Jadi itu mungkin adalah ukuran yang harus saya sampaikan, bisakah konsisten diluar sistem sebelum mendapat jabatan dan pada saat mendapat jabatan. Saya pikir itu akan tetap diuji kalau itu kalian bisa lakukan, mahasiwa konsisten saya acungkan jempol," kata bang Ara sapaan Maruarar Sirait. Namun, lanjut Ara, kalau bisa konsisten pada saat adanya sistem tetap berjuang seperti Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai menteri punya idealisme, punya karakter, berani, berprinsip harus diacungi jempol. "Saya hormati kalau punya kualitas seperti itu. Saya sampaikan soal SDM, revolusi mental yang disampaikan pak Jokowi, dulu saya sangat penting dan ini kampus Trisakti, menurut saya dengan revolusi mental, dengan pemimpin yang berkarakter, kalau Trisakti itu sudah jalan, semua pertanyaan tadi bisa jawab," katanya. Maruarar mendorong mahasiswa Trisakti merebut posisi-posisi strategis di bangsa ini. Dengan menempati posisi-posisi yang menentukan di bangsa ini, oleh mahasiwa pada waktunya, Ara meminta untuk konsisten dengan api perjuangan yang digelorakan saat ini. "Pada saat kalian mempunyai kewenangan itu, jadikalah itu, jangan ada melenceng pada saat kalian dalam posisi yang strategis itu. Jangan sampai nafas kalian atau energi kalian hanya sampai pada jabatan itu. Sisakan tenaga, energi, semangat sesudah sampai disitu untuk menuntaskan harapan dan teriakan-teriakan kalian di luar sistem," ucap Maruarar. Dia juga meminta mahasiswa membagi energi untuk mau berubah, mau lebih baik dan juga revolusi mental. Orang yang baik dan benar memimpin bangsa ini pasti produknya baik, pasti aturannya baik, politik akan arahnya baik pasti kebijakannya baik. Maruarar menekankan, bila negara ini mau bagus, kalau kampus Trisakti mau bagus, dipimpin oleh orang yang bagus pasti hasilnya bagus. Sebaliknya, kalau dipimpin oleh orang-orang yang tidak bagus, pasti tidak bagus. "Pak Bahlil tadi mengatakan dulu nggak ada kita bisa bikin smelter, begitu dia mau bikin smelter tidak boleh pak Jokowi eksport demo dimana-mana. Kenapa tidak mau Indonesia maju? tidak mau, dengan hasil smelter harganya bisa naik berkali-kali lipat, uang kita lebih banyak, kita bisa lebih mandiri, orang hanya mau berpikir jangka pendek, menjadi broker dan sebagaimana, menjual barang mentah," ucapnya. Bangsa ini, kata bang Ara, hanya menjadi bangsa yang terjebak dengan penghasilan kelas menengah. Dalam pemerintahan Jokowi bangsa ini mau melompat menjadi bangsa industri, dengan uang yang banyak, untuk membangun, mensubsidi pendidikan, kesehatan, jalan dan sebagainya. "Nggak semua senang kita mandiri dan punya banyak uang, adik-adik musti mengerti ini. Jangan hanya melihat jangka pendek, lihatlah jangka panjang, jangan mau diperalat, jangan mau dikuasai orang, kita yang harus berkuasa," katanya. Maruarar pun mendoakan para mahasiswa Trisakti memahami konteks ini secara menyeluruh, secara filosofis, secara teori, secara lapangan, karena manipulasi juga banyak terjadi. Selain itu, disinformasi juga banyak terjadi. "Kalau kita tidak bisa paham secara utuh, wah bisa bahaya, kita mau jadi pion, atau menjadi sutradara, mau jadi dalang atau mau jadi wayang, mau jadi leader atau follower itu pilihan sama kita. Saya doakan yang ada disini, kalo bung Karno katakan, 10 pemuda yang bergelora akan guncangkan dunia, saya doakan 10 pemuda ini ada diruangan ini yang akan mengguncangkan Indonesia di masa yang akan datang," tandas Maruarar. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia mendorong generasi muda khususnya mahasiswa Universitas Trisakti agar dapat menjadi mahasiswa yang bisa berkontribusi menuju Indonesia emas 2045. Sebab, kata dia, saat ini pemerintah terus mendorong peningkatan jumlah pengusaha di Indonesia yang saat ini berkisar 3,4 persen yang mana salah satu target yang dibidik untuk menjadi pengusaha adalah kelompok milenial. “Kita dorong ruang untuk teman-teman mahasiswa masuk menjadi pengusaha. Kalau ingin Indonesia mau jadi negara maju, jumlah pengusahanya harus lebih meningkat lagi,” kata Bahlil. Sementara itu, Komisaris PT Telkom Rizal Malarangeng mengungkapkan bahwa bagi generasi muda jika ingin menjadi pemimpin harus mengetahui mau kemanakah bangsa Indonesia agar menjadi negara Maju. "Untuk menjadi pemimpin Indonesia itu harus tahu mau kemana Indonesia emas, mau ke mana, mau menjadi negara yang maju yang tidak kalah oleh bangsa-bangsa yang lain betulkah siapkan untuk ikut memimpin Indonesia Emas 23 tahun yang akan datang kalian berada di puncak itu," kata Rizal. Menurut Rizal, sesuatu yang tidak akan tergantikan dengan pertemuan tatap muka atau fisik itu adalah bisa bersama sama dengan teman-teman Mahasiswa Universitas Trisakti. "Saya kira setelah akhir pandemi kita bisa kalian seperti ini di zaman saya dulu mahasiswa sebelumnya pandemi covid-19," katanya. Pengalaman selama ini, kata Rizal, berada di pusat pemerintahan yang sangat membantu pemerintah memperbesar peluang masa depan dengan membuka investasi seluas-luasnya membantu kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi. "Saya harap adik-adik kita akan memetik manfaat yang sangat penting yang jelas kalau dari saya mengundang kami ini dengan satu tema yang terkait ada Pancasila ada globalisasi ada kepemimpinan ada Indonesia emas Indonesia emas dengan tujuan untuk mencapai tujuan tujuan Indonesia maju," jelasnya. Rizal menambahkan, bahwa Pancasila adalah filsafat untuk semua pondasi dalam negara Pancasila dalam politik kepribadian dalam kebudayaan mandiri dan dalam perekonomian yang merupakan warisan Bung Karno. "Inilah prinsip yang juga merupakan hari lahirnya Bung Karno pada tanggal 1 Juni yang diperingati juga sebagai hari lahir Pancasila," pungkasnya. [Ode]