Begini Kata Kominfo Soal Heboh Video Deepfake Presiden Joko Widodo Berbahasa Mandarin

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 27 Oktober 2023 08:55 WIB
Video pidato Presiden Joko Widodo, yang diedit fasih dalam bernahasa Mandarin [Foto: Tangkapan Layar]
Video pidato Presiden Joko Widodo, yang diedit fasih dalam bernahasa Mandarin [Foto: Tangkapan Layar]

Jakarta, MI - Baru baru ini viral di media sosial X (Twitter) video Presiden Joko Widodo, berpidato dengan fasih dalam bahasa Mandarin. 

Menanggapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengklarifikasi, bahwa video tersebut adalah hasil manipulasi teknologi deepfake yang menyesatkan. 

"Video yang beredar tersebut disertai narasi 'Jokowi berbahasa Mandarin'. Itu hasil suntingan yang menyesatkan,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel A Pangerapan, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (26/10).

Berbekal analisis, Tim AIS Kemenkominfo menemukan kesamaan video tersebut dengan video yang diunggah oleh kanal YouTube The U.S. - Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015 silam.

"Secara visual, video tersebut identik, tetapi telah disunting sedemikian rupa yang diduga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake," ujarnya.

Lebih lanjut, Semuel menjelaskan bahwa video asli menampilkan momen saat Presiden Joko Widodo, berpidato di ajang Gala yang digelar oleh US Chamber of Commerce, US-ASEAN Business Council, Oktober 2015. Dalam video asli tersebut, Joko Widodo tidak menggunakan bahasa Mandarin, melainkan berbahasa Inggris.

Menurut Samuel, bahwa penyebaran video yang telah dimanipulasi ini merupakan bentuk disinformasi yang berbahaya. 

"Ini adalah bentuk disinformasi," jelasnya.

Pihaknya juga mengingatkan masyarakat, untuk selalu berhati-hati, dalam menerima informasi dari berbagai sumber.

Ia jua menghimbau, agar tidak ikut menyebarluaskan konten hoaks atau disinformasi melalui platform digital.

"Kominfo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi dan/atau diselewengkan, serta selalu merujuk sumber-sumber tepercaya seperti situs pemerintah dan/atau media yang kredibel," tandasnya.

Sebelumnya, video ini sempat diunggah oleh salah satu akun di platform X (Twitter) dengan tujuan edukasi mengenai bagaimana deepfake dapat mudah dibuat, khususnya di tahun politik. 

Namun, kini unggahan tersebut sudah dihapus.

Topik:

Joko Widodo