Habis Gelap, Terbitlah Terang

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 21 April 2024 10:58 WIB
Raden Adjeng Kartini - Habis Gelap Terbitlah Terang (Foto: Istimewa)
Raden Adjeng Kartini - Habis Gelap Terbitlah Terang (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Hari Kartini, tanggal 21 April 2024 menjadi momentum untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini, seorang pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.

Salah satu karya monumental yang tak terlepas dari perjuangan Kartini adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang”, sebuah kumpulan surat-surat yang menjadi saksi bisu dari semangatnya.

Setelah Kartini meninggal, Jacques Abendanon, seorang pejabat Hindia Belanda, mengumpulkan dan menerbitkan surat-surat Kartini dalam buku yang diberi judul “Door Duisternis tot Licht”, yang berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini berisi curahan hati Kartini kepada teman-temannya di Eropa, yang juga menjadi jendela bagi dunia luar tentang perjuangannya.

Namun, tidak hanya itu, karya Kartini ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Joost Coté dalam buku “Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904”.

Coté tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang terdapat dalam buku Abendanon, tetapi juga menambahkan surat-surat lain yang tidak termasuk dalam buku tersebut. Menurut Coté, semua perjuangan dan hambatan yang dihadapi oleh Kartini harus diungkapkan secara utuh.

Isi surat-surat Kartini sebagian besar berisi keluhan dan aspirasi terhadap budaya di Jawa yang dianggapnya sebagai penghambat kemajuan perempuan.

Kartini bercita-cita agar wanita memiliki kebebasan untuk menuntut ilmu dan berkembang. Meski memiliki ayah yang maju karena telah memberikan pendidikan kepada anak-anak perempuannya, Kartini masih harus berjuang melawan konvensi yang membatasi perempuan.

Tidak hanya memengaruhi masyarakat Hindia Belanda, pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya juga memberi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia. Lagu “Ibu Kita Kartini” yang diciptakan oleh W.R. Supratman menjadi bukti nyata bagaimana Kartini mampu menginspirasi generasi selanjutnya.

Karya Kartini, “Habis Gelap Terbitlah Terang”, bukan hanya sekadar kumpulan surat-surat biasa. Ia merupakan cahaya yang menerangi perjalanan panjang perjuangan perempuan di Indonesia, dan tetap relevan hingga saat ini sebagai sumber inspirasi dan semangat bagi setiap individu yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

Berikut isi surat tersebut : 

“Saya tiada tahu berbahasa Prancis, Inggris, dan Jerman, Sayang!-adat sekali-kali tiada mengizinkan kamu anak gadis tahu berbahasa asing banyak-banyak-kami tahu berbahasa Belanda saja, sudah melampaui garis namanya. Dengan seluruh jiwa saya, saya ingin pandai berbahasa yang lain-lain itu, bukan karena ingin akan pandai bercakap-cakap dalam bahasa itu, melainkan supaya dapat membaca buah pikiran penulis bangsa asing itu.” 

Surat tersebut hanya sebagian kecil dari banyaknya surat yang Kartini kirimkan untuk memperjuangkan hak-hak dan emansipasi perempuan Indonesia. 

Sungguh perjuangan perempuan Indonesia kala itu sangat berat sekali dan sekarang dengan perbedaan zaman pada masa Kartini, tentu saja perempuan Indonesia juga bisa berjuang layaknya Kartini melalui memperjuangkan mimpi-mimpinya dan menjadi Kartini pada masa kini.