MUI Sumut Dukung Bobby Nasution Tolak LGBT di Kota Medan

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 3 Januari 2023 08:15 WIB
Medan, MI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Utara (Sumut) mendukung Wali Kota Medan Bobby Nasution, yang menolak adanya perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di Kota Medan. "Harus kita apresiasi tinggi kepada Wali Kota Medan, karena beliau komit dengan kepentingan masyarakat. Apalagi itu tidak sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian Pancasila," kata Ketua MUI Sumut Maratua Simanjuntak, Senin (2/1). Menurutnya, pernyataan Bobby tersebut harus didukung dengan langkah konkret, seperti membuat aturan hukum yang melarang dan memberikan sanksi kepada LGBT. Sebab, kata Maratua, dalam ajaran agama Islam, LGBT merupakan tindakan yang diharamkan. Sehingga diperlukan tindakan tegas agar LGBT tidak semakin meluas di Kota Medan. "Secara Islam itu (LGBT) tidak boleh, haram hukumnya. Wali Kota harus menerapkan ajaran yang berlaku. Bahwa negara yang berlaku. Sudah benar itu wali kota. Perlu (dibuat aturan hukum larangan LGBT). Apa yang disampaikan wali kota, harus diikuti tindakan, maka dimulailah dari sekarang," tegasnya Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan Kota Medan menolak adanya perilaku LGBT. Hal itu disampaikan usai melihat banyak pasangan sesama jenis saat perayaan malam tahun baru. Pemandangan tersebut dilihatnya saat berjalan dari Kantor Wali Kota Medan ke acara perayaan malam tahun baru di Jalan Raden Saleh. Bobby pun menegaskan agar warga Medan menghindari perilaku tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama maupun budaya lokal. “Sepanjang saya jalan dari depan Kantor Wali Kota saya lihat kok yang cowok sama cowok (berpasangan), nggak ada ya, Kota Medan nggak ada LGBT, kita anti LGBT,” kata Bobby Nasution, Minggu (1/1). Ia mengatakan sikap anti LGBT adalah pesan dari tokoh-tokoh agama. “Tadi juga pesan dari tokoh-tokoh agama kita harus menghindari hal-hal seperti itu, kemaksiatan juga harus kita tekan, hal-hal yang di luar kebudayaan kita,” ujarnya. Ia juga mengatakan, tak ada satupun budaya di Medan yang memperbolehkan berpasangan sesama jenis. “Tidak ada satupun etnis di Kota Medan ini yang mengajarkan berpasangan sesama jenis, jadi kita timbulkan kebudayaan kita saja, baik itu dari sisi kebudayaan maupun dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dalam berpasangan,” ucapnya.