Banjir dan Longsor di Manado, 1.021 Warga Terpaksa Mengungsi

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 28 Januari 2023 14:37 WIB
Manado, MI - Bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ribuan orang terpaksa mengungsi imbas bencana tersebut. "Banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/1). Abdul mengatakan, Kecamatan Singkil menjadi wilayah dengan pengungsi terbanyak, yakni mencapai 460 jiwa. Lalu Kecamatan Paal 2 sebanyak 261 jiwa, Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa. Abdul mengatakan BNPB mencatat ketinggian banjir berkisar antara 80 sentimeter hingga 3 meter. Ia menyebut banjir itu berdampak terhadap 3.013 Kepala Keluarga (KK) atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa. Sementara, bencana tanah longsor berdampak pada 63 KK di 7 kecamatan dan menelan empat korban jiwa. Selain itu, longsor juga menyebabkan kerugian materiil sebanyak 53 unit rumah termasuk satu tempat ibadah rusak. Abdul mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Manado juga telah menetapkan status keadaan darurat dengan nomor 27/KEP/B.06/BPBD/2023, tertanggal 27 Januari 2023. "Dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh Wali Kota Manado Andrei Angouw itu ditetapkan periode status keadaan darurat sejak 27 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023," ujarnya.