Tekan Angka Stunting, Pemkab Malang Berikan 1.862 Set Alat Antropometri Kit

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 7 Juni 2023 15:40 WIB
Kabupaten Malang, MI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memberikan 1.862 set alat Antropometri Kit bagi seluruh posyandu di Kabupaten Malang. Hal ini sebagai upaya mempercepat penekanan angka stunting. Meskipun telah mengalami penurunan angka penderita stunting, Pemkab Malang masih tetap mengevaluasi yang perlu dilakukan, pasalnya stunting terbanyak masih terjadi di Kecamatan Pujon. Bupati Malang, HM Sanusi menjelaskan, Kecamatan Pujon masih menjadi fokus utama penekanan angka stunting di Kabupaten Malang, mengingat daerah tersebut merupakan salah satu wilayah penghasil susu sapi. “Di Pujon masih banyak, tapi untuk sementara ini sudah turun. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang sudah memberikan makanan tambahan,” jelas Sanusi, usai mengikuti rapat koordinasi dengan tema Rembuk Stunting, di Rayz Hotel UMM, Dau, Kabupaten Malang, Selasa (6/6). Dikatakan Sanusi, berdasarkan prevalensi stunting oleh pihak Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Malang, pada tahun 2022 pada angka 23,0 persen. Untuk sementara ini hasil pengukuran yang dilakukan oleh masyarakat melalui layanan posyandu pada Febuari 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Malang berada pada angka 6,7 persen. Selain itu, di Kecamatan Tajinan juga menjadi salah satu percontohan sebagai daerah terbaik dan kompak dalam menangani stunting. “Adanya percontohan di Kecamatan Tajinan, karena penanganan stuntingnya masif. Semua itu berkat kekompakan semua masyarakat dan pejabat,” terang Sanusi. Lebih lanjut, kata dia, penanganan stunting di Kabupaten Malang telah dibentuk tim percepatan penanganan stunting. Dimana dalam praktiknya setiap Kepala Dinas akan memberikan pendampingan tentang penanganan dan pencegahan stunting disetiap kecamatan yang diwilayah Kabupaten Malang. Adapun penanganan balita stunting ini akan dilakukan sejak pra-nikah atau calon orang tua dari anak. Sehingga nantinya, jika memiliki buah hati, setiap orang tua akan siap mengasuh dan memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. “Melalui pendidikan tentang gizi untuk ibu yang akan menikah dan akan menghadapi kehamilan. Pada saat gizinya cukup dan ketika hamil juga harus selalu diawasi perkembangan gizinya dengan diukur pergelangan tangannya sesuai standartnya. Kalau dibawah standart baru dilakukan penambahan makanan tambahan,” jelas Sanusi. "Mengenai 1.862 set alat Antropometri Kit yang kami salurkan tujuannya guna memfasislitasi penanganan stunting di Kabupaten Malang. Setidaknya memakan anggaran mencapai Rp 21 milyar," ungkapnya. Sementara itu, Wakil Bupati sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Didik mengatakan, Kecamatan Pujon merupakan salah satu wilayah fokus penurunan stunting. Sebab angka stunting di wilayah tersebut cukup tinggi. “Sementara ini kondisi di Pujon masih cukup tinggi angkanya, maka dari itu perlu kita dorong, seperti kita edukasi apa kita cari,” paparnya. Adapun presentasi penderita stunting di Kecamatan Pujon daerah penghasil susu sapi perah tersebut selalu menyentuh di atas angka 10 persen. “Pujon secara detail, ya hampir mendekati menurut data yang kita miliki di atas 10 (persen) berapa dari jumlah penduduk ditingkat kecamatan,” pungkasnya. (ADV/Rina Sugeng Yuliani)   #Tekan Angka Stunting, Pemkab Malang Berikan 1.862 Set Alat Antropometri Kit