Banjir-Longsor Sumut: 166 Orang Meninggal, 143 Masih Hilang

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 30 November 2025 10:50 WIB
Banjir di Wilayah Tapanuli Tengah (Foto: Tangkapan Layar)
Banjir di Wilayah Tapanuli Tengah (Foto: Tangkapan Layar)

Jakarta, MI - Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sumatera Utara semakin bertambah. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga Sabtu (29/11/2025), total korban tewas mencapai 166 jiwa, sementara 143 orang lainnya masih hilang dan terus dalam pencarian.

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa lonjakan jumlah korban terjadi seiring intensifnya operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang digelar tim gabungan sejak status tanggap darurat diberlakukan pekan ini. Basarnas memimpin langsung operasi besar-besaran tersebut.

“Dalam satu hari ini bertambah 60 korban jiwa berkat operasi pencarian tim gabungan,” ujar Suharyanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/11/2025).

BNPB menyebutkan bahwa dampak terparah akibat banjir bandang dan longsor tercatat di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

Selain korban meninggal, jumlah pengungsi juga mencapai ribuan kepala keluarga yang tersebar di Tapanuli Selatan, Sibolga, Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

"Proses pendataan masih berlangsung beriringan dengan operasi SAR yang terus berjalan 24 jam," ucapnya.

Suharyanto menambahkan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolasi, dan percepatan distribusi logistik terus diintensifkan.

Untuk mendukung distribusi bantuan, BNPB menyiagakan lima helikopter bantuan di Bandara Silangit. Armada ini digunakan untuk menjangkau Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, dan wilayah lain yang sulit diakses.

Selain itu, helikopter TNI AD jenis Bell 412EPI dan MI-17V5, helikopter swasta, serta pesawat Cessna Caravan juga dikerahkan dalam operasi tersebut.

Topik:

bencana-sumut banjir-dan-longsor-di-sumut darurat-bencana