Mari Copot Spanduk Sambil Dengerin Mars Depok Sejahtera dan Himne Depokku Ciptaan Walkot

No Name

No Name

Diperbarui 1 Juli 2023 17:16 WIB
Oleh: Andre Vincent Wenas/Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta. WALI KOTA Depok yang dari PKS itu namanya Mohammad Idris, wakilnya Imam Budi Hartono (juga kader PKS), mereka terpilih karena "beruntung" saja. Ya karena sebetulnya yang menang adalah mereka yang tidak memilih paslon itu alias yang golput (plus saingan tentu saja). Kenapa bisa begitu? Dari hasil pilkada Depok 2020 terbaca begini: Jumlah DPT (daftar pemilih tetap pilkada tahun 2020) ada 1.220.362 suara. Tapi jumlah yang ikut memilih cuma 777.737 orang. Dan waktu pemilihan ada suara tidak sah sebanyak 29.391. Jadi jumlah suara sah cuma 748.346. Ini sama dengan 62,79% partisipasi politik, artinya ada 37,21% warga Depok yang tidak memilih alias golput. Dari jumlah suara sah tadi PKS meraih 415.657 atau 55,54% dari suara yang masuk, atau "cuma" 34% dari total pemilih tetap yang terdaftar di Depok. Kalah dibanding mereka yang golput (37,21%). Sisanya memilih paslon lawannya, yaitu Pradi Supriatnya (kader Gerindra) yang berpasangan dengan Afifah Alia (kader PDIP). By the way, orang dulu bilang DEPOK itu singkatan dari 'De Eereste Protestantse Organisatie van Kristenen', jemaat kristen protestan baheula atawa yag awal-awal itu dari sana. Baru-baru ini Walkot Moh. Idris mengeluarkan SE (surat edaran) resmi yang intinya soal larangan spanduk/baliho parpol dipasang di tempat umum di Depok. Semua juga tahu, bahwa Walkot yang PKS itu mulai gerah dengan mereka yang menggadang Kaesang sebagai Calon Walikota Depok. Utamanya ulah PSI yang getol mempromosikannya, apalagi Kaesang dengan gayanya yang nyeleneh ikut mengangkat isu ini di podcast-nya. Jadi ramai di dunia maya, yang katanya amat potensial sebagai agenda-setting bekal pilkada nanti. Wakil Ketua PSI Depok, Icuk Pramana Putra, bilang tak jadi soal, gak apa-apa mau dicopot itu spanduk. Asalkan Pak Walkot konsisten juga dan berlaku adil terhadap semua. Artinya copot juga dong baliho/spanduk kader-kader PKS yang terlanjur meramaikan (mengotori?) pandangan mata di kota Depok. Selain spanduk PKS juga spanduk kader parpol lainnya juga, tentu saja. Pasalnya walkot Depok ini terkenal rajin bikin surat edaran sih. Belum lama berselang ada surat edaran yang menginstruksikan masyarakat dan aparat daerahnya untuk pada waktu tertentu menyanyikan lagu 'Mars Depok Sejahtera' dan 'Himne Damai Depokku'. Adapun kedua lagu itu adalah mahakaryanya sendiri. Dengan untaian kata-kata yang dirancang berwibawa tertulis dalam maklumat yang diedarkan itu: "Agar semua perangkat daerah, camat, lurah serta masyarakat Kota Depok memedomani atau melaksanakan ketentuan penggunaan Mars Depok Sejahtera dan Hymne Damai Depokku." Lalu selanjutnya beliau tertera juga soal kesetaraan kedua lagu karangannya dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, "Kepada semua kepala perangkat daerah, camat dan lurah, dalam pelaksanaan kegiatan formal, setelah dikumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pengumandangan lagu Mars Depok Sejahtera dan penutupan acara dikumandangkan lagu Himne Kota Depokku.” Begitu pesan Pak Walkot dengan penuh harapan. Kota Depok juga kota yang penuh dihibur dengan lagu ciptaan Pak Walkot sendiri. Lagu yang diputar berulang-ulang (bak kaset rusak) di perhentian lampu merah. Tempat mobil dan motor harus berhenti, bukan lantaran lampu merahnya, tapi gegara macetnya naudzubillah. Bukan soal bagus atau tidaknya, tapi ini adalah tiket masuk nirwana bukan. Jadi ya nikmati saja suguhan (pemaksaan?) ini. Apakah Depok bakal merdeka dari PKS nanti 2024 pasca pilkada serentak? Tergantung warga Depok, terutama yang tadinya golput. #Mari Copot Spanduk Sambil Dengerin Mars Depok Sejahtera dan Himne Depokku Ciptaan Walkot

Topik:

Depok