Fakultas Hukum UKI Genap Berusia 65 Tahun

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Oktober 2023 23:43 WIB
Fakultas Hukum UKI
Fakultas Hukum UKI

Jakarta, MI - Tepat hari Jumat (20/10) Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) genap berusia 65 tahun. Suatu perjalanan yang panjang yang digapai Fakultas Hukum UKI dapat melahirkan para pendekar- pendekar hukum hingga saat ini. 

Sebut saja banyaknya para alumni Fakultas Hukum UKI duduk di pemerintahan, Hakim, Jaksa, Advokat, bahkan di DPR dan bidang-bidang lain. Suatu kebanggan tersendiri bagi Fakultas Hukum UKI. 

Menyambut 65 tahun, Fakultas Hukum UKI mengadakan ibadah syukur secara sederhana dengan memperingati dies natalis dengan tema “Kolaborasi dan Inovasi Meuju Indonesia Emas 2045 Demi Tegaknya Hukum dan Keadilan”. 

Ibadah dimulai dengan kebangktian bersama dipimpin hambanya, Pdt. Dr. Stepanus Daniel M. Th. Acara ucapan syukur ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik Inovasi Dr. Hulman Panjaitan SH, MH, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan pemasaran Dr. Yuaniva Sudarta SH, M.Si, Wakil Rektor Bidang SDM dan Hukum Dr. Lisa Gracia Kaolisa, Dekan Fakultas Hukum Dr. Hendri Jayadi SH, MH, Wakil Dekan Fakultas Hukum, Tomson Situmeang SH, MH, CLA, CTLC dan Kaprodi Hukum, Dr. RR. Ani Wijaya  SH, M.Hum. 

Dekan Fakultas Hukum UKI Dr. Hendri Jayadi SH, MH, bercerita bahwa Fakultas Hukum UKI yang sekarang berusi 65 tahun, memang semua itu tidak lepas dari sejarah. UKI  berdiri tahun 1953, artinya bahwa beberapa tahun setelah Indonesia merdeka. Jadi tokoh-tokoh Kristen Indonesia, yakni Mr. Todung Sutan Gunung Mulia, Mr. Yap Thiam Hien dan lainnya. 

Maka saat itu, kata Hendri,  berdirilah Prodi Fakultas Keguruan dan Filsafat, dengan sub-fakultas pedagogik dan sastra, kemudian Fakultas Ekonomi. Setelah itu 5 tahun kemudian berdirilah Fakultas Hukum tahun 1958.

“Sejak berdiri fakultas hukum sampai sekarang, didirikanya fakultas hukum UKI itu untuk memberikan pendidikan hukum kepada masyarakat guna menciptakan generasi yang profesional dibidang hukum dengan nilai-nilai iman kristiani, seperti moto UKI yaitu “melayani bukan dilayani,” ujar Hendri. 

Dari pendidikan itu, kata Hendri, kemudian berkembang, Fakultas Hukum UKI  melahirkan alumni-alumni yang memberikan kontribusi di pemerintahan, praktisi. "Karena kekuatan UKI itu ada di praktisi (advokat), jaksa, bahkan hakim pun banyak alumi fakultas hukum UKI," ungkap Hendri dengan bangga.  

Dari pandangan Hendri, usia 65 tahun itu memang bukan usia yang muda lagi, tetapi usia yang artinya sudah penuh makan asam garam kehidupan, khususnya mengenai perkembangan dunia pendidikan hukum.  

Selanjutnya, Fakultas Hukum UKI dalam pengembangannnya semakin hari semakin progress. “Saya bersyukur bahwa saat ini fakultas hukum UKI memiliki akreditasi unggul lalu kemudian sudah memiliki akreditasi Internasonal FIBAA dan juga ISO 19001  tahun 2015 mengenai layanan pendidikan," bebernya.

"Artinya, di usia 65 tahun fakultas hukum UKI semakin produktif karena pengalaman yang cukup banyak, sehingga kuat dalam hal berdiri untuk memberikan pendidikan hukum kepada masyarakat,” ungkapnya. 

Sesuai dengan Tema “ Kolaborasi dan Inovasi Meuju Indonesia Emas 2045 Demi Tegaknya Hukum dan Keadilan”, kata Hendri menguraikan, ini juga suatu komitmen fakultas hukum UKI walaupun bergerak dalam di bidang Pendidikan tetap menunjang apa yang menjadi visi dan misi pemerintah ketika bicara tentang inovasi, kolaborasi untuk Indonesia Emas 2045," imbuhnya.

Hendri melihat bicara pengembangan Sumber Daya Manusia (SDA) ada tenaga pendidik dalam hal ini dosen-dosen, tenaga kependidikan dan juga mahasiswa, ini harus bersinergi untuk melahirkan generasi unggul. 

Dari hitungan Hendri sebagai Dekan Fakultas Hukum UKI, jumlah mahasiswa fakultas hukum hingga saat ini kurang lebih hampir 1.000 mahasiswa aktif. Sehingga, kata Hendri, bukan hal yang mudah untuk mendidik dan meyakinkan mereka dalam pembelajaran untuk menjadi insan unggul. 

Sekali lagi Hendri menegaskan harus bersinergi dengan dosen. Di sisi lain, kata Hendri, kurikulum yang yang disesuaikan dengan Dikti harus menunjang karir atau masa depan mahasiswa kedepannya. Pun sebaliknya, dengan dosen dipilih berdasarkan dengan kepakaran. Misalkan bila dia hukum pidana, dia harus dosen hukum pidana. Juga mahasiswa juga diberi pilihan dia memilih bidang yang mana.

Adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menurut dia, sangat baik untuk mengembangkan insan-insan unggul khususnya mahasiswa Fakultas Hukum. Karena dalam program MBKM ini ada program praktisi mengajar, misalnya mengundang Hakim untuk memberikan pembelajaran, Jaksa dan profesi-profesi lainnya.

“Kemudian ada program internship atau magang. Fakultas hukum UKI juga bekerja sama dengan instansi-instansi pemerintah. Misalnya, di kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan lain-lain. Bahkan bekerja sama dengan dunia industri. Jadi selain mahasiswa itu punya pengetahuan tentang hukum, mereka juga punya pengalaman praktis dalam magang,'' katanya.

Kedepan, Hendri Jayadi berharap, Fakultas Hukum UKI berkolaborasi. Karena di dalamnya berbicara tentang kesatuan hati. Karena kalau kesatuan hati disitu ada perubahan, saling dukung dan saling sport. 

“Itulah semangat kolaborasi kedepan. Untuk apa, untuk mewujudkan inovasi artinya, sifat hukum itu berkembang maka kita harus berpikir inofatif hal hal yang terbarukan tidak boleh tertinggal dengan arus-arus globalisasi digitalisasi,” pintanya. (Lian)

Topik:

uki fh-uki