Pangi Chaniago Sebut Jokowi akan Jadi 'Kingmaker' di Pilpres 2024

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 15 Oktober 2021 11:22 WIB
Monitorindonesia.com - Pangi Syarwi Chaniago melihat peta persaingan politik pada Pemilu 2024 bakal makin sengit dan mengerucut ke tiga poros utama koalisi. Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi 'kingmaker', untuk mendongkrak kemenangan partai maupun figur calon presiden (Capres) 2024 mendatang. Hitung-hitungan ini disampaikan analisis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago dalam Dialektika Demokrasi bertajuk 'Membaca Peta Koalisi dan Potensi Kontestasi 2024' di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis kemarin (15/102021). Pangi menuturkan, tiga poros utama itu akan memunculkan figur Capres dan Calon Wakil Presiden (Cawapers) yang diusung, sehingga peta 2024 akan berubah, dan berbeda dengan koalisi 2019. Bahkan, koalisi partai politik (Parpol) pendukung Jokowi hari ini, nantinya akan membentuk peta koalisi sendiri yang terbagi ke dalam tiga poros tadi. Sedang ketiga poros yang dimaksud Pangi, kemungkinan Prabowo Subianto akan berpasangan dengan Puan Maharani dalam sebuah koalisi Gerindra-PDIP sebagai poros pertama. Kedua, ialah poros Golkar, PKB, PPP dan PAN yang akan mengerucut ke pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto. Sementara, poros ketiga ialah Demokrat, PKS dan Nasdem. Poros ketiga ini kemungkinan akan memunculkan sejumlah figur seperti Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan komposisi yang masih dinamis. "Dalam tiga poros utama tadi, Jokowi akan menjadi kingmaker yang sangat menentukan kemana suksesi akan diarahkan. Meski sebagai kingmaker, Jokowi tidak mudah menentukan pilihan, karena akan berada dalam tarik-menarik antara poros Gerindra-PDIP dengan Golkar-PKB-PAN-PPP. Namun dari sisi personal, Jokowi kemungkinan akan cenderung ke Ganjar Pranowo, tapi secara kepartaian, sebagai kader, Jokowi cenderung ke Prabowo-Puan," sebut Pangi. Figur Anies Baswedan Menyinggung figur Anies Baswedan, menurut Pangi, majunya Gubernur DKI Jakarta itu dapat menggerus elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun, Anies akan sulit maju bila poros ketiga yang kemungkinan dimotori oleh Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, tidak ada. "Mengapa? Setinggi apapun elektabilitas racikan electoral, hanya hiasan media. Terutama bila pada akhirnya, otoritas tiket untuk maju pencalonan ditentukan oleh partai politik. Sayangnya, Anies tidak punya 'baju'. Ini yang saya sesalkan, mengapa kepala daerah gengsi dan tidak mau memasang baju partai," ucapnya. Seharusnuya, kata Pangi, sejak awal Anies terbuka pakai baju partai mana. Karena, hal itu akan lebih bagus dan penting sekali kalau kepala daerah punya baju partai. "Ini adalah gengsi politik kepala daerah, yang nggak berminat masuk ke partai politik. Padahal, kepala daerah terpilih melalui kendaraan parpol," tandasnya. (Ery)

Topik:

Jokowi kingmaker