Soal Nama IKN Nusantara, Pengamat: Apa Mau Ikut-ikutan Kerajaan Dulu?

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 17 Januari 2022 21:51 WIB
Monitorindonesia.com - Nusantara dipilih sebagai nama Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Nama Nusantara jadi pilihan Presiden Joko Widodo dari 80 nama yang telah diusulkan. Hanya saja, pemilihan nama Nusantara sebagai nama IKN baru banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan, salah satunya dari Pengamat Poltik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin. Ujang menyarankan, pemerintah mestinya mencari nama lain yang terdengar hebat, tidak multitafsir dan menimbulkan kegaduhan dimasyarakat. "Cari nama lain yang hebat saja, jangan yang multitafsir," kata Ujang kepada wartawan, Senin (17/1/2022). Nama Nusantara, lanjut Ujang, seolah-olah pemerintah sedang mengembalikan ingatan publik akan kerajaan-kerajaan terdahulu yaitu kerajaan Nusantara. Menurutnya, pemilihan nama ibu kota harus ada kreativitas tinggi yang tidak akan mengecewakan masyarakat nantinya. "Seperti tak ada nama lain aja, apa mau ikut-ikutan dengan kerajaan-kerajaan dulu, kerajaan Nusantara," sindirnya. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menambahkan bahwa pemerintah juga seharusnya memberi penjelasan yang gamblang terkait nama Nusantara itu kepada masyarakat termasuk tujuan nama tersebut. "Tujuan pemilihan nama (Nusantara) itu sebenarnya apa? Saya kira pemerintah harus mampu menjelaskan sedetail mungkin, dan juga harus ada persetujuan dari masyarakat bukan hanya mereka-mereka saja, mulai masyarakat dari Sabang sampai Merauke," tutupnya. Diketahui, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengumumkan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim) bernama 'Nusantara'. Nama ibu kota baru merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Mengenai nama ibu kota titik-titik itu memang semula sudah ingin dimasukkan pada waktu penulisan surpres itu, tapi kemudian ditahan dan ini saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden pada Jumat (14/1) dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara," kata Suharso dalam rapat kerja bersama Pansus IKN, Senin (17/1/2022). Sebelum akhirnya Nusantara dipilih Jokowi untuk nama IKN baru, ada 80-an nama lain yang telah diusulkan Suharso setelah konsultasi dengan para ahli bahasa. Usulan nama itu mulai dari Nusantara Jaya hingga Nusa Karya. "Kami panggil para ahli bahasa, ahli sejarah, kemudian mereka yang punya otoritas untuk memberikan knowledge kepada kami. Para pakar itu memilih kata-kata yang paling tepat dan ini begitu besar sekali di antaranya Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, Pertiwipura, Wanapura, Cakrawalapura, Kertanegara," tuturnya. "Ada sekitar 80-an lebih (yang diusulkan), tetapi kemudian akhirnya dipilih kata Nusantara, tanpa kata Jaya," tambahnya. Suharso menjelaskan latar belakang penamaan Nusantara untuk ibu kota baru sesuai dengan pasal 1 ayat 1 RUU IKN yakni ibu kota negara adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tempat itu akan jadi satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus setingkat provinsi. "Jadi yang selanjutnya disebut IKN itu dihilangkan menurut ahli bahasa jadi ibu kota negara yang bernama Nusantara adalah satuan pemerintahan daerah yang bersifat setingkat provinsi," tandasnya. (Wawan)

Topik:

IKN Nama IKN