Pintu Penundaan Pemilu 2024 Masih Ada, Pengamat: Perlu Kehati-hatian dan Tetap Siaga

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 9 Maret 2022 15:30 WIB
Monitorindonesia.com- Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti berpandangan pintu untuk menunda Pemilu 2024 tetap masih ada, meski tahapan Pemilu tengah berlangsung. Ia meminta seluruh elemen yang tidak setuju dengan penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan Presiden tetap menjaga semangatnya. “Isu ini masih akan dapat berlangsung bahkan ketika tahapan pelaksanaan pemilu sudah dilakukan,” kata Rangkuti kepada wartawan, Rabu (9/3/2022). Dengan adanya isu seperti ini, menurut Ray, hal yang sangat diperlukan adalah kehati-hatian dalam menjaga jadwal pemilu yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Maka di sinilah pentingnya kehati-hatian dan tetap siaga untuk menjaga jadwal pemilu dilakukan tepat waktu,” ujarnya. Tak hanya itu, Rangkuti juga memandang bahwa memundurkan jadwal pemilu dapat berlangsung dengan berbagai cara. Menurutnya, tidak harus selalu melalui jalan amandemen, akan tetapi bisa juga dengan adanya kisruh dana Pemilu tersebut. “Kisruh soal dana Pemilu misalnya dapat berujung molornya pelaksanaan pemilu. Belum lagi sengketa, tingkat keamanan dan sebagainya juga berpotensi akan dapat menunda pelaksanaan pemilu. Jadi pintunya banyak dan tidak selalu harus melalui amandemen,” jelasnya. Sebelumnya Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan terkait usulan penundaan Pemilu 2024, bahwa dirinya sudah memastikan akan taat dan tunduk pada konstitusi. Ray pun menilai sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 itu masih belum jelas. Pernyataan presiden yang berpegang teguh pada konstitusi baiknya, kata dia, tetap dilihat per hari di mana pernyataan itu disampaikan. “Belum tentu sikap yang sama akan sama pada hari-hari berikutnya,” katanya. Terlebih, kata Rangkuti, jika menilik track record Presiden yang kerap inkonsisten dalam beberapa kebijakan. Oleh karena itu, dia mengusulkan semua pihak melihat pernyataan Jokowi sebagai sikap hari ini saja. “Sebaiknya kita tetap dalam posisi melihat pernyataan Presiden itu sebagai sikap hari ini. Sulit untuk memastikan bahwa sikap presiden itu akan tetap sama di masa yang akan datang,” pungkasnya. (Aswan)
Berita Terkait