Harga BBM Bakal Naik, Legislator: Tak Populis, Menambah Beban Rakyat!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Agustus 2022 12:43 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir menilai rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Solar belum perlu dilakukan bahkan dapat menambah beban masyarakat di masa pandemi covid-19 yang mana belum diketahui kapan akan berakhir. Kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih, kata dia, bisa menyebabkan dampak yang jauh lebih serius ketika BBM dinaikkan. “Tidak baik kondisi saat ini (pemerintah) menaikkan harga BBM. Rakyat belum pulih secara ekonomi. Lalu kalau pemerintah menaikan BBM pasti ekonomi rakyat yang baru membaik tersebut akan jatuh lagi. Pada akhirnya ekonomi semakin berat," kata Hafisz, Jum'at (26/8). Menurut Politikus Partai Amanat Nasional ini, bahwa jika kenaikan BBM benar dilakukan, maka akibatnya sejumlah proyeksi ekonomi akan terdistorsi cukup dalam. “Kalau ekonomi berat maka transaksi/perdagangan akan terkontraksi. Kalau kontraksi maka target ekonomi akan tidak tercapai. Kalau target tidak tercapai maka penerimaan negara akan turun (tidak tercapai pula). Sehingga ini menjadikan kenaikan BBM menjadi sia-sia belaka. Upaya yang sia-sia,” kritik Hafisz. Hafisz yang juga sebagai Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu, berpandangan bahwa opsi menaikan BBM bukanlah pilihan yang rasional. Justru sebagai pilihan yang cukup terjal dan mengandung high risk (risiko tinggi). “Shortcut ini bukan terobosan yang baik. Kalau salah ambil langkah (naikkan BBM) bisa goncang perekonomian kita," pungkas legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Selatan I tersebut. Hafisz juga menilai kenaikan harga ini menciderai amanat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi; "Semua yang ada didalam dan diatas bumi dan segala sesuatunya dikuasai oleh negara utk dipergunakan sebesar2nya bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat". Dirinya mengaku heran, jika Menteri Keuangan RI 'ngotot' minta harga BBM dinaikkan, padahal rate/harga ICP di pasaran dunia sedang turun. Namun, ia meyakini, jika Presiden Joko Widodo tidak akan memberatkan rakyat Indonesia. "Saya yakin Presiden Jokowi yang sangat pro rakyat tersebut, tidak akan mengambil keputusan yang tidak populis ini, yang pasti akan menambah beban rakyat," tutup Hafisz. [Rivaldi]

Topik:

DPR BBM