PDIP Pastikan Tak Ingin Berkoalisi dengan Pihak yang Cemari Masjid Demi Kepentingan Politik

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 10 Oktober 2022 15:50 WIB
Jakarta, MI - Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkapkan bahwa Ketum PDIP Megawati Soekarnoputeri telah teruji dalam sejarah melahirkan banyak pemimpin baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan kepemimpinan nasional. "Sangat banyak aspek yang beliau pertimbangkan dalam menentukan calon pemimpin. Beberapa prinsip teguh yang senantiasa beliau pegang semisal, pemimpin harus setia dan berpegang teguh pada negara kesatuan, Pancasila, konstitusi dan memahami betul kebinekaan kita sebagai fondasi berpikir dan bertindaknya," ucapnya kepada wartawan, Senin (10/10). Ia menambahkan bahwa sebagai sosok yang ditempa oleh sejarah penting, menurut Said, Megawati melihat aspek elektabilitas sebagai salah satu pertimbangan, aspek lainnya yang juga penting rekam jejak integritas dan kapabilitasnya selama ini. Oleh sebab itu, Said mengatakan partainya melihat sosok pemimpin secara lengkap. "Calon pemimpin tidak berdiri di ruang kosong, rekam jejaknya amat penting agar PDI Perjuangan tidak menyuguhkan kucing dalam karung kepada rakyat. Sebab dalam demokrasi seperti yang kita jalani saat ini, citra dan pesona mudah sekali dibentuk oleh penjual jasa kemasan pembentuk citra publik," tuturnya. "Framing penipuan seperti ini yang sangat kita hindari. Bagi PDI Perjuangan, kepemimpinan otentik tidak dibentuk oleh industri jasa pencitraan, tetapi melalui pergulatan panjangnya sebagai bagian pergulatan bangsa ini, sepak terangnya diakui oleh rakyat," sambungnya. Said Abdullah, meyakinkan gotong royong sebagai fondasi penting kehidupan kebangsaan. Secara regulasi PDIP dapat mengajukan pasangan capres dan cawapres sendiri, namun PDIP memandang penting untuk bergotong-royong memilih mitra koalisi. "Pertimbangan mitra koalisi juga harus sebangun dan simetris dengan garis dan perjuangan ideologis PDI Perjuangan. Semisal, PDI Perjuangan tentu saja tidak akan berjalan beriring dengan kekuatan yang mengedepankan politik identitas, membawa-bawa suku, agama dan ras untuk memenangkan pemilihan," pungkasnya. [Adi]
Berita Terkait