WNI Jadi Korban Penembakan di AS, Bobby Adhityo Rzaldi: Tangkap dan Adili!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 10 Oktober 2022 18:06 WIB
Jakarta, MI - Anggota komisi I DPR RI, Bobby Adhityo Rizaldi mengecam keras kasus penembakan masyarakat sipil di Amerika Serika yang menewaskan 1 Warga Negara Indonesia (WNI). Menurut Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan ini, peristiwa tersebut tidak dapat ditoleransi lagi sebab kejadian yang serupa sudah sering terjadi. "Kita semua berduka atas wafatnya beliau dan menyayangkan kejadian ini, juga terima apresiasi pada KJRI Houston dan KemenluRI yang langsung berkoordinasi dg pihak keluarga dan otoritas setempat dalam upaya repatriasi pemulangan jenazah kembali ke Indonesia," tegas Bobby saat dihubungi Monitor Indonesia, Senin (10/10). Untuk itu, Bobby berharap kepadda pemerintah Amerika Serikat agar pelaku dapat diadili seadil-adilnya. "Kami harap Pemerintah AS bisa menangkap dan mengadili pelaku kekejaman ini, dan berupaya agar kejadian serupa yg sudah sangat sering terjadi, bisa dicegah untuk terulang di kemudian hari,"harapnya. Diketahui, Kasus penembakan masyarakat sipil kembali terjadi di Amerika Serikat. Dalam kasus terbaru, korban tewas adalah perempuan warga negara Indonesia (WNI). Melansir NBC News, dua remaja diringkus aparat pasca diduga menembakkan 100 peluru dalam serangan salah sasaran, dimana menewaskan seorang wanita, yang diketahui sebagai WNI. Penembakan tersebut terjadi pada tanggal 4 Oktober sekitar pukul 1:30 di sebuah rumah di San Antonio. Adapun Sheriff Bexar County Javier Salazar mengungkapkan, para deputi tengah berpatroli di lingkungan tersebut saat mereka mendengar serangkaian tembakan dan melihat sebuah kendaraan melarikan diri dari daerah itu dengan kecepatan tinggi. Adapun kendaraan tersebut akhirnya dihentikan dan dua tersangka, masing-masing berusia 14 dan 15 tahun, dibekuk. Kedua remaja itu didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama serta penyerangan dengan senjata mematikan. Remaja berusia 15 tahun itu juga didakwa menggunakan kendaraan bermotor secara tidak sah, dan remaja berusia 14 tahun karena menghindari penangkapan dengan berjalan kaki. "Saya tidak berpikir mereka menunjukkan penyesalan apa pun," kata sheriff. Salazar mengungkapkan, dirinya yakin para remaja tersebut datang ke lokasi (tkp) sekaligus melakukan penembakan sambil berkendara dan menyasar rumah yang salah. "Saat ini KJRI Houston berusaha membantu untuk bisa memulangkan jenazah NKP ke Indonesia sesuai permintaan pihak keluarga di Indonesia,” ujarnya. “Untuk mempercepat proses pemulangan jenazah tersebut, Konjen RI Houston juga sudah bertemu dengan Secretary of State di Austin, Texas, untuk mempercepat proses administrasi pemulangan jenazah NKP," pungkasnya.