Peluang Pasangkan Ganjar-Airlangga atau Puan-Airlangga Terbuka untuk Capres 2024

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 10 Oktober 2022 20:32 WIB
Jakarta, MI - Deklarasi calon presiden (capres) Anies Baswedan oleh Partai Nasdem, Anies memunculkan fenomena politk yang menarik yang ditandai dengan naiknya intensitas pertemuan politik di antara pimpinan partai politik. Terakhir adalah Plt Ketum PPP Mardiono yang membuka peluang untuk mendukung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menjadi capres dan berencana membuka komunikasi dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Di sisi lain, Ganjar juga masuk pada kantong-kantong basis pemilih Islam di beberapa daerah. Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo menilai fenomena politik itu makin menarik karena sejumlah elite politik mulai rajin menggelar pertemuan. "Yang menarik posisi Mas Ganjar. Dalam diamnya justru mendapat dukungan dari banyak komunitas basis pemilih Islam dan PPP. Kalau kita kontraskan dengan Anies, dia menyambangi sendiri komunitas Islam," ujar Ari kepada wartawan, Senin (10/10). Meski posisi Ganjar menguat di kalangan KIB, namun dia masih tergantung dengan keputusan dari pimpinan PDIP. Karena itu, apakah posisi Ganjar akan menguat ke KIB akan berpulang kepada Ganjar sendiri. "Apakah tetap kader PDIP atau keluar dari PDIP? Sejauh ini saya merasa Mas Ganjar sangat loyal dengan PDIP," tambahnya. Ari juga mengungkapkan adanya peluang pasangan Ganjar dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, meski dinamikanya masih terus berjalan. "Kemungkinan itu tetap terbuka. Pak Airlangga berpeluang untuk berpasangan dengan Mas Ganjar. Tapi dinamikanya masih sangat cair, tergantung bagaimana PAN dan Golkar," ungkapnya. Ari menilai ada besar kemungkinan PDIP berkerja sama dengan KIB dalam menghadapi Pilpres 2024 dibandingkan dengan poros Gerindra-PKB atau Nasdem. Hal itu disebabkan Gerindra agak susah untuk tidak mencalonkan Prabowo, sedangkan Nasdem sudah mendeklarasikan Anies sebagai capres. Dalam konteks demikian, Ari melihat kemungkinan besar akan muncul tiga koalisi atau poros dalam Pilpres 2024. "Kecenderungannya sih PDIP lebih punya chemistry sama KIB dibanding dengan Gerindra. Sementara PDIP juga mau capres bukan cawapres," katanya. Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut, pertemuan Puan dan Airlangga kental nuansa koalisi atau penjajakan, terlebih keduanya bertemu tanpa didampingi ketua umum lain di KIB. “Pertemuan ini untuk pengusungan, maka potensi bergabung Golkar cukup terbuka, karena KIB berada dalam posisi sulit. Mereka tidak punya tokoh yang berpengaruh, sekaligus tidak ada tokoh simbol kebersamaan,” tambahnya. [John]