Politik Gagasan Versus Politik Identitas

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 15 Desember 2022 18:49 WIB
Jakarta, MI - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri mengungkapkan saat ini pemilih Indonesia sudah siap dan mampu untuk berada dalam tahapan politik gagasan, namun sebagai kelompok masih menonjolkan politik identitas. Menurutnya, perkembangan teknologi informasi membuat pemilih semakin cerdas dan mampu memilih satu gagasan berlandaskan rasionalitas. Menurutnya, pemilih Indonesia saat ini sudah melek politik dan dapat mengakses informasi secara cepat melalui internet sehingga mereka siap masuk ke dalam pemilu yang beradu gagasan, tak sekedar memilih calon berbasis popularitas maupun identitas. "Tentunya dalam setiap pemilu diharapkan setiap kandidat lebih fokus pada adu gagasan, visi, misi dan program kerja, bukan beradu kekuatan identitas kelompok,” ujar Putri, Kamis (15/12) Menurutnya, politik berbasis visi-misi serta gagasan akan lebih bermanfaat bagi pemilih dibanding politik yang menghadap-hadapkan identitas. Ide dan gagasan akan nyata manfaatnya kepada pemilih karena hal ini yg kemudian berdampak langsung kepada pemilih nanti, katanya. "Sementara dampak dari adu identitas kelompok hanya akan berakhir pada perpecahan kelompok,” katanya. Hal senada diungkapkan Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini. Dia mengatakan bahwa politik identitas akan semakin kuat dan positif dengan adanya program dan gagasan. Dengan begitu masyarakat bisa mengetahui apakan calon-calon pemimpin masa depan memiliki kemampuan, visi dan misi untuk kemudian ditagih saat dia memimpin. “Identitas politik akan selalu ada dalam pemilu, dia harus diimbangi dengan komitmen untuk mengutamakan dan mengedepankan politik gagasan dan program.” kata Titi, Rabu (14/12). Menurutnya, siapapun pemimpin yang terpilih, apapun latar belakangnya, agenda yang diperjuangkan itu untuk semua, untuk rakyat. Dalam kompetisi berbeda itu wajar. Namun ketika hasil pemilu diputuskan, maka pemenang akan bekerja dengan gagasan program yang dia kampanyekan,” kata Titi. Sebelumnya, Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis survei terbaru terkait dinamika politik dan pilihan masyarakat terhadap calon presiden (capres) 2024. Survei itu mengungkapkan kriteria yang harus dipenuhi calon pemimpin di masa depan, yakni mampu meningkatkan kualitas ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia.