Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Lebih Sigap Lindungi PMI

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 19 Desember 2022 22:26 WIB
Jakarta, MI- Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher meminta negara lebih peka dan sigap dalam membela hak-hak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal tersebut disampaikan Netty saat menanggapi peringatan Hari Migran Internasional yang jatuh pada Minggu, 18 Desember, 2022. "Para PMI ini adalah pahlawan yang menyumbang devisa kurang lebih Rp159,6 Triliun per tahun. Pastikan hak-hak PMI ditunaikan serta keamanan mereka sebelum dan sesudah bekerja hingga tiba di tanah air, " kata Netty. Tak hanya itu, Netty juga menekankan agar pemerintah memperluas pelindungan terhadap PMI. “Perluas pelindungan dengan peningkatan keterampilan bahasa dan sebagainya, berikan jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan lain-lain," tegasnya. "Pemerintah melalui BP2MI juga harus merealisasikan komitmen untuk menyikat sindikat penyaluran PMI non prosedural. Jangan lagi ada warga negara yang tertipu dengan iming-iming tapi justru keselamatannya terancam," tambahnya. Netty juga meminta agar pemerintah memaksimalkan program penanganan pasca PMI pulang ke Indonesia. Netty berharap program tersebut dapat membuat PMI tetap bisa produktif dan mampu menggerakkan ekonomi keluarga. "Berbagai pelatihan seperti keterampilan, bisnis dan sebagainya harus maksimal diberdayakan. Selain itu juga permudah para pahlawan devisa tersebut dengan pendampingan dan pemberian akses modal yang pembayarannya tidak memberatkan," tandasnya. Pemerintah, saran dia, mesti terlibat pro aktif dalam menjaga dan mendampingi keluarga PMI yang sedang bekerja di luar negeri. "Tak jarang para PMI yang pergi ke luar negeri tersebut meninggalkan keluarga yang rentan. Pemerintah harus turut andil dalam menjaga ketahanan keluarga mereka, pastikan anak-anak para PMI tersebut mendapatkan hak-haknya seperti hak akan pendidikan, kesehatan dan sebagainya," katanya. "Anak-anak Indonesia, apapun latar belakang keluarganya merupakan generasi masa depan. Jangan sampai hanya karena keterbatasan ekonomi, sebagian besar dari mereka justru menjadi generasi yang lemah karena kurangnya pengetahuan dan kesehatan," pungkas Politikus PKS itu.
Berita Terkait