Lestarikan Kekayaan Budaya Sunda, Ahmad Najib Gelar Bedah Buku 'Sareupna di Pajajaran'

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 27 Desember 2022 17:25 WIB
Jakarta, MI- Jika atau biasanya kebanyakan Anggota DPR RI mengisi kegiatan reses menggunakan anggaran negara, lain halnya dengan Legislator Jabar II, Ahmad Najib Qodratullah yang rela merogoh kocek sendiri demi menggelar acara diskusi bedah buku bergenre sejarah dan budaya Sunda dengan judul 'Sareupna di Pajajaran'. Sekedar informasi, buku berjudul 'Sareupna di Pajajaran' adalah buku karya penulis atau budayawan tatar pasundan yakni Aan Merdeka Permana. "Pure (murni) kegiatan bedah buku ini pakai dana pribadi. Sebenarnya jika dilihat dari tupoksi saya sebagai anggota Komisi keuangan, diskusi bedah buku ini tidak ada hubungannya dengan tugas saya di Komisi. Tapi saya memang sangat menyukai buku-buku terutama buku bertema sejarah, seni dan kebudayaan Sunda. Karena ini adalah akar dan jati diri saya sebagai orang Sunda," ucap Anggota Komisi XI DPR RI itu di Pendopo Ki Sunda Ngalalana, Sukamenak, Bandung, Senin (26/12/2022). Najib mengungkapkan, kegiatan yang ia adakan di padepokan miliknya, mulai dari kegiatan bertema seni, musik dan lainnya sebenarnya sudah sering diadakan sebelumnya. "Sebelum pandemi sebenarnya kegiatan seperti ini rutin kita lakukan. Saat pandemi memang sempat berhenti. Sekarang kita mulai lagi. Jadi acara bedah buku ini sebagai awal kita memulai kegiatan-kegiatan yang sifatnya ditujukan untuk menumbuhkembangkan literasi dan memahami akar budaya Sunda bagi generasi selanjutnya," kata Anggota DPR FPAN itu. Najib menegaskan, ia berkomitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan ragam kekayaan budaya sunda mulai dari bahasa, seni, kebudayaan, masyarakat dan sastra sunda. Menurut Najib, melestarikan dan mengembangkan segala kekayaan budaya sunda merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat sunda ditengah gempuran budaya asing yang terus menggerus budaya lokal. "Acara Pustaka 'Sareupna di pajajaran' ini untuk menumbuhkan minat literasi generasi muda sunda dan mendorong lahirnya para penulis sunda," harap Najib. Penguatan karakter bagi masyarakat sunda terutama terkait nilai-nilai budaya, khususnya bahasa sunda, kata Najib harus digiatkan lagi oleh semua pihak. Hal tersebut dikarenakan budaya, khususnya bahasa merupakan jati diri suatu bangsa yang memiliki peran dan fungsi yang sentral di kehidupan. "Bahasa merupakan simbol identitas jati diri suatu bangsa. Nah, sebagai orang Sunda, tentu saya akan berusaha untuk merawat dan melestarikannya," tandas Najib. Serap Aspirasi Masyarakat Dalam gelaran buku 'Sareupna di pajajaran' itu, Najib juga menyerap secara langsung berbagai aspirasi dari para budayawan, seniman dan masyarakat sunda lainnya. "Ya banyak lah (aspirasi yang disampaikan), nah, karena mereka itu (latar belakangnya) budayawan, seniman. Mereka speak very friendly, mereka biasa bicara dengan lugas, tegas, bebas. Kita sebagai legislator jangan hanya mau dan ingin di puji terus dong. Kayak tadi keluhan-keluhan yang disampaikan harus kita perjuangankan," kata Najib. Diketahui, dalam acara itu hadir sejumlah pegiat dan tokoh tatar Pasundan yakni, Penulis buku 'Sareupna di pajajaran' Aan Permana Merdeka, Ketua Forum Seniman Kabupaten Bandung Ridwan CH Madris, Budayawan Sunda Budi Dalton, Peneliti Literasi Pusat Studi Sunda Atep Kurnia dan sejumlah tokoh Sunda lainnya.

Topik:

Budaya Sunda
Berita Terkait