Lulus STAN Jadi Pelaksana di Kantor Pajak, Bebas Kongkalikong Bak Gayus Tambunan!

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 11 Maret 2023 16:41 WIB
Jakarta, MI - Banyaknya pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak yang juga lulusan sekolah kedinasan terungkap hidup secara hedonisme. Kehidupan hedon dari pejabat Ditjen Pajak itu pun akhirnya menjadi perhatian publik. Bahkan, menjadi tamparan keras buat atasanya yakni Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. Tidak hanya soal kemewahan, tetapi masyarakat juga menyoroti latar belakang dari pajabat itu. Tak banyak dari pajabat yang hidup hedon itu ternyata lulusan sekolah kedinasan. Hal ini pun menjadi pertanyaan besar di masyarakat mengapa lulusan sekolah kedinasan bisa melakukan tindakan penyimpangan. Dewan Pakar Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Rakhmat Hidayat, juga menyoroti kurikulum yang digunakan sekolah kedinasan termasuk Sekolah Tinggi Akuntan Negara (STAN). Kejadian dari pejabat pajak ini memberikan gambaran bahwa sekolah kedinasan di bawah naungan Kementerian Keuangan tidak mengedepankan penguatan karakter. "Penguatan karakter, mentalitasnya lemah. Setelah dia bekerja sebagai pelaksana pajak, tidak ada kontrol," katanya saat diwawancarai Monitor Indonesia, Sabtu (11/3). Rakhmat pun mengungkapkan pengalaman pribadinya. Dirinya memiliki kerabat dekat bekerja disalah satu Kantor Pajak di daerah Jawa Barat dan juga lulusan sekolah kedinasan. Pada saat lulus dari sekolah kedinasan dan bekerja sebagai pelaksana di Kantor Pajak, kerabatnya itu mencoba mencari peruntungan atau keuntungan dari wajib pajak. Dia mengatakan, praktik penyimpangan pajak yang penah dilakukan Gayus Tambunan kerap ditiru oleh pegawai di Kantor Pajak. "Bebas kongkalikong, Gayus Tambunan contoh konkret, lulusan STAN melakukan mafia pajak," tandasnya. (ABP) #STAN#Bebas Kongkalikong Bak Gayus Tambunan