Demokrat Sebut Ada Penghianat di Koalisi Perubahan, Pencapresan Anies Layu Sebelum Berkembang?

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 23 Agustus 2023 22:11 WIB
Jakarta, MI - Partai yang bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sepertinya akan layu sebelum berkembang. KPP yang dimotori partai Nasdem dan menjagokan Anies Baswedan sebagai bakal capresnya terancam bubar akibat tudingan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Demokrat Andi Arief yang menyebut ada parpol yang menghianati koalisi. "Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain menghianati Koalisi," ciut Andi Arief yang dikutif Monitorindonesia.com, Rabu (23/8). Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini mengaku tidak mengetahui siapa partai politik yang berhianat di KPP. Dirinya bahkan belum tahu siapa yang dimaksud oleh Andi Arief soal yang berkhianat di koalisi. "Kami di PKS akan terus menjaga komitmen sesuai dengan kesepakatan," ujar Jazuli dalam keterangan video yang diterima Monitorindonesia.com, di Jakarta, Rabu (23/8). Dikatakan Jazuli, PKS mendukung Anies karena melihat rekam jejak sebagai Gubernur DKI Jakarta. Anies menurutnya cukup sukses memimpin Jakarta. "Karena kesuksesannya itu kami mendorong (Anies) untuk maju ke Pilpres di tahun 2024. PKS tidak memiliki gen pengkhianat," kata Jazuli. Bagi PKS, kata Jazuli, menjaga komitmen adalah hal yang sangat penting. Dia menandaskan, PKS tidak punya gen untuk mengkhianati kesepakatan-kesepakatan yang telah mereka buat bersama Demokrat dan Nasdem. Sebelumnya Andi Arief menyebut ada parpol yang menghianati koalisi KPP. Meskipun ada penghianat, Andi Arief menegaskan Demokrat akan tetap bersama PKS.[Lin]