Elite Politik Pura-pura Empati

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 11 September 2023 14:59 WIB
Jakarta, MI - Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, menyayangkan sikap elite politik yang memandang rendah konsituennya. Dia juga menyinggung gaya komunikasi yang digunakan para elite kebanyakan. Kata dia, cenderung mengarah ke money politics. Uang masih menjadi alat para elite untuk membeli suara pemilihnya. "Komunikasinya cuma ketika butuh kan, kalau butuh ya sudah ini dikasih uang aja sekadarnya buat buying," kata Siti Zuhro kepada Monitorindonesia.com, Senin (11/9). Dia menyesalkan sikap kebanyakan politisi yang terlihat dekat dengan masyarakat jelang Pemilu. Pendekatan klasik seperti memberi uang kepada rakyat. Namun, ketiak sudah menjadi wakil rakyat, suara rakyat dikesampingkan demi kepentingan politiknya. "Itu komunikasinya paling lancar dilakukan seperti itu (money politics), setiap pemilu datang-mendatangi, menyapa, pura-pura punya empati lalu ngasih duit gitu ya silih berganti yang ngasih," ujar Siti Zuhro. Selain itu, kata Siti Zuhro, partai para elite politik tidak sepenuhnya bersungguh-sungguh untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Terlebih lagi suara rakyat cenderung dijadikan alat barter dengan uang. "Sebetulnya dengan cara-cara komunikasi politik yang seperti itu, bagaimana dia partai-partai juga tidak serius dalam mengakomodasi, mempresentasikan kehendak rakyat. Secara tidak langsung apalagi kalau minta suaranya, hanya membayar ala kadarnya itu ya membodohi," pungkas Siti Zuhro. (DI)     #Elite Politik Pura-pura Empati