Ini Plus Minus Yusril Jika Dampingi Prabowo sebagai Cawapres

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 20 Oktober 2023 15:12 WIB
Jakarta, MI - Direktur Sentral Politika Subiran Paridamos mengungkapkan kelebihan dan kekurangan sosok Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, jika disandingkan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai pasangan bakal capres-cawapres. Menurutnya, Yusril merupakan tokoh yang memiliki fortofolio pendidikan, politik, hukum dan integritas yang hebat, dan telah dibuktikan secara kualitas sejak jaman Orde Baru. Namun, itu tak berbanding dengan faktor elektoral Yusril dinilai sangat rendah. "Tetapi intelektualas, moralitas, kredibilitas, dan integritas tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat popularitas, liketabilitas, akseptabilitas apalagi elektabilitas di dunia pemilu," katanya kepada Monitorindonesia.com, Jumat (20/10). "Artinya, Prof Yusril ini ideal sebagai seorang profesional dan tokoh, namun lemah secara elektoral. Sebab, basis massanya secara elektabilitas bisa dilihat dari elektoral PBB yang tidak lolos Parlementary Threshold tahun 2019 yang suaranya dibawah 2%," lanjutnya. Kata Subiran, kualitas Yusril dipertaruhkan dalam suksesi elektoral di Pilpres 2024 sebagai cawapres. Ia dituntut untuk membantu Prabowo mendongkrak suara elektoral, tentunya hal ini butuh perjuangan berat. "Artinya basis pemilihnya tidak bisa mengangkat elektoral Prabowo. Sehingga menjadikannya cawapres tentu pertaruhan elektoral yang luar biasa. Sebab yang memilih itu rakyat yang tingkat literasi politiknya belum menjangkau kehebatan seorang Prof Yusril," ujarnya. Kemudian masalahnya, kata Subiran, pemilih Indonesia saat ini dinilai tidak terlalu tertarik dengan cawapres yang memiliki integritas tinggi seperti Yusril. "Sebab sekali lagi pemilih kita yang jumlahnya 204.807.222 juta itu sebagian besar lebih tertarik dengan transaksi materi ketimbang transaksi integritas, intelektual dan moralitas," ucapnya. "Jika Prof Yusril jadi Cawapres Prabowo, maka corak dan wacana jualannya hampir sama dengan pasangan Ganjar-Mahfud MD, baik dari segi figur, gagasan maupun narasi kampanye semisal anti korupsi, penegakan hukum, dan sejenisnya. Kalau dalam ilmu marketing politik, kalau jualannya sama, maka yang diuntungkan adalah kompetitornya yakni Anies-Muhaimin," pungkasnya. (DI) #Ini Plus Minus Yusril Jika Dampingi Prabowo sebagai Cawapres