Curhat Petani ke Cak Imin, Pupuk Langka Hingga Krisis Regenerasi

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 5 November 2023 20:16 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Bakal calon wakil presiden Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendatangi kelompok petani di Desa Prisen, Kecamatan Juiring, Klaten, Jawa Tengah. Cak Imin tiba di lokasi pukul 11.30 WIB, Minggu (5/11).

Adapun maksud tujuan Cak Imin mendatangi petani di derah tersebut untuk menampung aspirasi dari para petani. Pertemuan berlangsung santai dan sederhana, Cak Imin duduk di tepi sawah mendengarkan curhatan para petani.

"Produk pertanian di sini kan paling unggul, saya pengen tahu kondisi sekarang seperti apa kejayaannya. Sekarang apa enaknya, apa kurangnya, saya mau dengarkan, sehingga ke depan rakyatnya makmur, petaninya makmur, agar tidak ada impor-impor. Saya lihat disini kondisi sawah masih segar, masih bagus," kata Cak Imin di Klaten, Minggu (5/11).

Dari hasil dialog itu dengan para petani, Cak Imin menerima keluhan mulai dari persoalan pupuk subsidi, masalah irigasi, hingga regenerasi petani yang mulai macet.

Selain menyampaikan keluhan, para petani juga menyampaikan upaya-upaya apa saja yang sudah mereka lakukan sejauh ini.

Salah satu ketua kelompok tani, Catur menjelaskan ada tiga poin yang saat ini dikeluhkan oleh petani. Pertama, dia meminta agar pembinaan terhadap petani kembali dihadirkan. Kedua, dia juga menyebut kelangkaan pupuk dan yang ketiga, kesulitan air menjadi masalah petani saat ini.

"Sekarang ada pupuk subsidi dan non subsidi, sekarang ada kartu tani, itu merugikan saya sebagai petani. Jadi jatah pupuk dikurangi, dibatasi. Dua tahun lalu kami garap dapat tiga sak pupuk, sekarang tahun ini cuma dapat satu sak," ungkapnya.

"Kalau kering seperti ini kami tidak bisa tanam karena debet (air) berkurang. Kami usulkan ke kelurahan agar dibanyaki sumur tancap, tapi dijawab takut air penduduk berkurang. Kemudian ada ide sumur tancap 100 meter tapi kelurahan engga berani karena biaya terlalu besar," lanjut Catur. 

Setelah mendapat penjelasan mengenai kondisi sawah saat ini, untuk mengetahui permasalahan yang telah diceritakan. Cak Imin turun melihat langsung kondisi sawah bersama beberapa petani. (DI)