Masinton Balas Pernyataan Presiden Joko Widodo, Politik Perasaan Sumbernya Ada di MK

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 7 November 2023 19:52 WIB
Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu (Foto: Dhanis/MI)
Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, angkat bicara soal pernyataan Presiden Joko Widodo soal politik perasaan. Menurutnya, politik perasaan itu bersumber dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas syarat usia capres-cawapres. 

"Sumber perasaan itu berawal dari putusan MK, karena politik itu bukan wilayah perasaan, tapi wilayah pikiran dan ide. Ya jadi kalau berpolitik bagi kami bukan semata-mata karena perasaan," kata Masinton di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/11).

Masinton menegaskan, apa yang disampaikan oleh Joko Widodo itu berasal dari MK yang diplesetkan menjadi Mahkamah Keluarga. Karena itulah pusat titik kagaduhan pertama kali yang membawa perasaan dan kekeluargaan ke dalam politik. 

"Jadi sumber perasaan itu datang dari Mahkamah Konstitusi yang diplesetkan menjadi Mahkamah Keluarga. Nah, disitulah sumber kegaduhan, itulah wilayah sumber politik perasaan, kekeluargaan," ujar Masinton. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam Hut ke-59 tahun partai Golkar, bahwa menjelang Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 terlalu banyak drama yang disajikan kepada publik. 

"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," kata Presiden Joko Widodo di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (6/11).

Seharusnya kata Joko Widodo, pilpres harus diwarnai dengan pertarungan gagasan yang brilian dan bukan menampilkan pertarungan perasaan. 

"Mestinya kan pertaruangan gagasan, mustinya pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," ucapnya. 

"Kalau yang terjadi pertaruangan perasaan, repot semua kita. Tidak usah saya teruskan, nanti malah kemana-mana," imbuhnya. (DI)