Anies Sebut Pemerintah Tak Serius Libatkan Anak Muda Garap Sektor Pertanian

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 8 Januari 2024 17:14 WIB
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat konferensi pers usai debat capres kedua (Foto: MI/Dhanis)
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat konferensi pers usai debat capres kedua (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan, mengatakan bahwa Pemerintah harus serius membangun sistem pertanian yang berkesinambungan guna meningkatkan kekuatan pangan nasional di masa depan.

Menurutnya dengan pembangunan sistem pertanian yang berkesinambungan dan dukungan penuh dari negara, maka produksi pangan keberlanjutan domestik akan tercapai. Dan hal itu diyakini akan menarik minat milenial dan generasi Z ke depan terhadap sektor pertanian. 

 

"Salah satu indikasi sektor pertanian tumbuh dan punya prospek adalah ketika anak muda memilih masuk dan kerja di situ," kata Anies saat tiba di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, Senin (8/1).

"Artinya punya prospek dan mereka memilih masuk ke sebuah tempat yang punya masa depan. Mereka tidak akan ambil peran untuk yang tidak punya masa depan, sederhana sekali," tambahnya. 

Kata Anies, ada dua cara untuk menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian adalah dengan memberikan kontrak pertanian atau farming, serta ditambah dengan adanya pasokan pupuk dan solar yang teratur. 

 

"Indikator keberhasilan dalam penataan sektor pertanian adalah anak-anak muda berbondong-bondong mau menjadi petani, bukan karena diminta pemerintah atau diminta orang tua, melainkan mereka menyadari ini adalah sektor masa depan," ujar Anies. 

Untuk itu, Anies mengatakan, pemerintah harus memikirkan sektor pertanian dengan sistem keberlanjutan sehingga tidak hanya memikirkan untuk pengembangan masa kini, tetapi untuk menyiapkan pelaku-pelaku utama untuk mengelola lahan pertanian.

"Selama sektor pertanian itu tidak diseriusi, tidak akan jadi sektor yang prospek. Walaupun angka statistiknya bagus, kalau tidak berkelanjutan, anak muda tidak mau di situ," pungkasnya. (DI)