JK Singgung Pemimpin Jangan Emosional, TKN Justru Puji Kesabaran Prabowo

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 11 Januari 2024 14:43 WIB
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid (tengah) (Foto: MI/Dhanis)
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid (tengah) (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menanggapi pernyataan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang mengatakan seorang pemimpin bangsa harus memiliki pikiran tenang dan tidak emosional.

Menurut Nusron, Prabowo Subianto sudah sangat sabar dalam debat capres kemarin, karena kedua lawan debatnya capres 01 dan 03 memaksa dirinya untuk membuka data pertahanan yang merupakan rahasia negara. 

"Sebetulnya tidak ada yang emosi di Pak Prabowo itu, justru beliau dengan kesabarannya dipojokan, dicaci maki, kemudian disudutkan," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/1).

"Bahkan dengan sabar diminta untuk membuka tentang data alutsista beliau tidak mau karena itu menyangkut difference effect dalam sistem bab pertahanan. Karena beliau sadar itu disaksikan oleh jutaan orang, termasuk oleh warga negara asing, bahkan intelijen asing," tambahnya. 

Untuk itu, ia mencontohkan, andai kata data Pertahanan dibuka oleh Prabowo saat debat capres kemarin kata Nusron, misalkan kapal selam Indonesia ada 15 misalnya, dan yang bisa dipakai 5 yang 10 macet misalnya begitu. Lalu, misalnya pesawat tempurnya ada 16 dan yang rusak 12, kemudian dari tanknya 100 dan yang rusak 60. 

"Kan tidak lagi kemudian menjadi telenjang orang asing bisa tahu. Menjadi, woh kalau gitu indonesia gak kuat-kuat amat dong, itu namanya difference effect," tegas Nusron. 

Sebelumnya, JK mengatakan bahwa syarat calon pemimpin bangsa itu harus mempunyai ketenangan dalam bersikap dan tidak emosional dalam menghadapi suatu persoalan. 

 

"Pemimpin harus tenang dan punya gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak. Kalau tidak tenang berpikiran, harus mengambil keputusan yang baik, tentu pemimpin itu jangan emosional," kata JK kepada wartawan di Surabaya, Rabu (10/1).

Selain itu, JK juga mengomentari soal data rahasia pertahanan negara yang menurutnya Indonesia tak memiliki senjata rahasia ataupun nuklir yang patut untuk dirahasiakan. 

"Rahasia apa sih pertahanan kita, bagian apa yang perlu dirahasiakan kalau hanya alutsista. Kita kan tidak punya nuklir yang harus dirahasiakan di mana tempatnya, terkecuali ada senjata rahasia yang hebat biasanya itu dirahasiakan," jelas JK. (DI)