Anies-Cak Imin Tunggu Mukzizat Tuhan Menang Pilpres

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 13 Januari 2024 00:02 WIB
Anies Baswedan (bawah, ketiga kanan) dan Muhaimin Iskandar (bawah, kiri) (Foto: MI/An)
Anies Baswedan (bawah, ketiga kanan) dan Muhaimin Iskandar (bawah, kiri) (Foto: MI/An)

Jakarta, MI - Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, menyatakan bahwa pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin), tidak menetapkan target kemenangan dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024. 

Sahroni menjelaskan bahwa pasangan Amin hanya mengandalkan harapan akan mukjizat Tuhan untuk meraih kemenangan, baik pada putaran pertama maupun putaran kedua.

"Yang enggak punya target cuma Amin saja, pada posisi setengah saja lah, duduk, tinggal menunggu mukjizat menang di satu putaran, atau menang di dua putaran," kata Sahroni dalam sebuah wawancara dikutip pada Jum'at (12/1).

Kendati demikian, Sahroni menilai, pilpres 2024 akan berlangsung dalam dua kali putaran.

Ia tidak meyakini ada satu kandidat yang dapat meraup suara lebih dari 50 persen rakyat Indonesia.

"Enggak realistis ya (1 putaran), saya yakin 2 putaran," kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.

Sahroni tidak sejalan dengan Habiburokhman, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, yang ikut sebagai narasumber dalam acara tersebut.

Saat diberi kesempatan berbicara, Habiburokhman menyentuh masalah potensi penghematan anggaran negara sebesar Rp 17 triliun jika pemilihan presiden (pilpres) dilakukan dalam satu putaran.

Sahroni menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa bukan masalah uang, dan jika anggaran digunakan untuk penghematan, maka sebaiknya pemilu tidak perlu diadakan lagi untuk lebih menghemat.

Politikus Nasdem tersebut juga menyoroti jumlah pemilih yang sangat besar di Indonesia dengan wilayah yang sangat luas.

Oleh karena itu, Sahroni meragukan kemungkinan satu kandidat memperoleh lebih dari 50 persen suara untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran.

Meskipun begitu, menurutnya, menggambarkan pilpres dalam satu putaran sebagai target bagi salah satu kandidat adalah hal yang wajar.

"Ibu negara ini sangat luas, jadi jangan main-main, jangan menyesatkan dengan menyampaikan seolah-olah semua bisa dilakukan dalam satu putaran. Namun, jika itu adalah upaya dan target, itu sah-sah saja," kunci Sahroni. (wan)