Gerakan Salam 4 Jari Diyakini Bakal Menjadi Strategi Senjata Makan Tuan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 30 Januari 2024 15:24 WIB
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, memandang gerakan simbol 4 jari yang viral di media sosial yang menyerukan untuk melakukan perlawanan agar rakyat tidak memilih Prabowo-Gibran dan rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi senjata makan tuan.

Menurut Subiran, gerakan tersebut justru akan merugikan pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 dan 03, karena pasalnya salahsatu dari paslon tersebut kemungkinan tak akan lolos pada putaran kedua Pilpres 2024, jika Pilpres terjadi dua putaran.

"Gerakan ini juga justru semakin mengafirmasi bahwa memang survei internal masing-masing Paslon, baik 01 maupun 03 juga menunjukkan data yang sama dengan rilis survei kredibel lainnya tentang keunggulan 02. Sehingga untuk melawan framming tersebut harus menggunakan mode koalisi dan kolaborasi," kata Subiran kepada Monitorindonesia.com, Selasa (30/1).

Dia juga menilai, sangat bias dengan kepentingan elite politik, namun gerakan tersebut masih belum terkoneksi pada akar rumput untuk mendukung salahsatu paslon jika terjadi 2 putaran.

"Gerakan ini bias kepentingan baik 01 maupun 03. Karena baik elite maupun grassroot belum sepakat dan sependapat soal siapa yang paling baik antara 01 dan 03 untuk didukung agar lolos putaran kedua sehingga ada potensi untuk saling menyokong diputaran kedua," ujarnya.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Jakarta itu juga menilai, gerakan tersebut justru akan menguntungkan Paslon 02, karena isu koalisi 01 dan 03 hanya akan menciptakan polarisasi di masyarakat.

"Gerakan ini malah justru akan menguntungkan Paslon 02, karena dengan isu koalisi antara 01 dan 03 justru akan menciptakan polarisasi antara rezim Jokowi vs anti Jokowi. Artinya rakyat hanya akan memilih 2 pilihan saja yakni masih senang Jokowi atau anti terhadap rezim Jokowo," tukasnya.

"Sehingga dengan demikian akan semakin menyolidkan loyalis Jokowi, Prabowo-Gibran, partai koalisi, seluruh relawan dan grassroot, sehingga potensi pilpres 1 putaran malah akan semakin mudah. Dan dari berbagai rilis survei, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi juga masih diangka 70-80%," tambahnya. (DI)