Migrant Care Temukan Adanya Perdagangan Surat Suara di Malaysia

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 20 Februari 2024 18:00 WIB
Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat Migrant Care saat melaporkan dugaan Pelanggaran Pemilu di Kantor Bawaslu RI, Selasa (20/2) (Foto: MI/DI)
Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat Migrant Care saat melaporkan dugaan Pelanggaran Pemilu di Kantor Bawaslu RI, Selasa (20/2) (Foto: MI/DI)

Jakarta, MI - Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat Migrant Care, kembali melaporkan dugaan perdagangan surat suara Pemilu 2024 yang terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI pada, Selasa (20/2).

Hal itu disampaikan Staf Migrant Care, Muhammad Santos yang menyebut adanya perdagangan surat suara yang dihargai 25 hingga 50 Ringgit Malaysia.

"Untuk metode pos, di Kuala Lumpur banyak pedagang-pedagang surat suara. Satu surat suara dibayar antara 25 sampai 50 Ringgit Malaysia," kata Santos di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (20/2).

Kata Santos, minimnya pengawasan terhadap metode pos sangat berimplikasi pada dugaan perdagangan surat suara.

"Dalam investigasi kami, surat suara dikirimkan secara tidak layak, artinya tidak dihantarkan langsung pada penerima yang mengakibatkan bertumpuknya surat suara pada satu lokasi tempat pekerja migran tinggal," ujarnya.

Menurut Migrant Care, adanya kebobrokan data dalam pengiriman metode pos sehingga terjadinya perdagangan surat suara yang akhirnya kualitas Pemilu luar negeri dapat dikategorikan sebagai yang terburuk.

"Tentu kebobrokan data ditambah metode pos secara simultan mengakibatkan terbukanya potensi perdagangan surat suara mempengaruhi kualitas pemilihan umum luar negeri yang semakin jalan kebelakang," urainya.

Lebih lanjut, ia menduga adanya keterlibatan partai politik tertentu dalam memobilisasi surat suara.

"Temuan kami di Kuala Lumpur, Malaysia mengindikasikan adanya mobilisasi suara secara masif oleh salah satu partai. Ini terlihat dengan jelas pada kendaraan pengangkut yang bergambarkan logo partai tertentu,"paparnya.

"Selain itu, tersedianya makanan dan minuman bagi beberapa pemilih yang termobilisir di lokasi menguatkan dugaan kami," demikian Santos. (DI)