Ramadhan Effeck Diyakini Bakal Turunkan Suhu Politik Indonesia

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Maret 2024 12:55 WIB
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, menilai dengan masuknya Bulan Ramadhan 1445 Hijriah akan terjadi penurunan suhu politik di Indonesia pasca Pemilu 2024.

Menurut Subiran, Ramadhan bisa menjadi oase dan penyejuk dari panasnya persaingan dalam perebutan kekuasaan politik, baik di Pilpres maupun Pileg. 

"Ramadhan Effeck akan mempengaruhi perubahan pola komunikasi politik antar aktor dalam memaknai hasil pemilu 2024,baik Pilpres maupun Pileg," kata Subiran saat berbincang dengan Monitorindonesia.com, Selasa (12/3/2024). 

Kata Subiran, dengan momentum Ramadhan para aktor politik yang terlibat langsung dalam Pemilu 2024, baik pemenang maupun yang kalah akan melakukan instrospeksi dan evaluasi tim terkait hasil Pemilu. 

"Bahwa "Tuhan memberikan dan melepaskan kekuasaan kepada yang dikehendakinya". Bahwa kekalahan dalam Pilpres dan Pileg bukanlah akhir dari kehidupan masing-masing aktor yang terlibat," ujarnya. 

"Mungkin saja ada tempat dan bentuk kekuasaan lain yang sedang menanti para pihak yang kalah untuk juga ikut serta mengabdikan diri untuk membangun negeri," tambahnya. 

Selain itu, Subiran menilai oposisi dalam pemerintahan akan selalu dihormati rakyat. Karena dengan adanya oposisi, pemerintah memiliki pengingat agar tetap berada pada jalur konstitusi. 

"Lagipula menjadi oposisi dalam sistem demokrasi juga terhormat karena berfungsi sebagai alarm bagi pemerintah agar selalu on the track dalam menjalankan UU," ucapnya. (DI)