Usul Jokowi Jadi Ketua Koalisi, Pengamat Sebut PSI Caper

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Maret 2024 12:11 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin (Foto: MI/Dhanis)
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, menganggapi pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie soal Joko Widodo (Jokowi) jadi ketua koalisi di atas Ketum partai politik yang dinilainya hanya mencari sensasi publik. 

"Ya keliahatannya si caper (cari perhatian) sangat antus dan cari perhatian kepada Jokowi dan kepada yang lain, dan kepedean," kata Ujang saat dihubungi Monitorindonesia.com, Selasa (12/3/2024). 

Kata Ujang, pernyataan yang dilontarkan Grace itu adalah asal bunyi (asbun), karena tidak pernah ada mantan presiden didapuk menjadi ketua koalisi. Sebab, sejatinya ketua koalisi adalah presiden terpilih. 

"Mana ada mantan presiden didorong menjadi ketua koalisi, ketua koalisi itu ya presiden terpilih Prabowo. Masa iya presiden terpilih mau dikangkangi oleh Jokowi mantan presiden, kan gak bisa juga," paparnya. 

Ujang menjelaskan, seorang ketua koalisi harus dijabat oleh presiden terpilih karena memiliki power jejaring yang luas dan jabatan kekuasaan yang melekat padanya. 

"Di mana-mana ketua koalisi itu presiden terpilih dia punya power, punya kekuatan, punya pengikat dengan kekuasaannya itu," jelasnya. 

"Jadi saya melihat ya kelihatannya sedang caper, sedang berusaha mendorong posisi Jokowi agar Jokowi punya posisi yang kuat kedepan, kan itu," tambahnya menjelaskan. (DI)