Nasdem Tak Konsisten Suarakan Perubahan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 23 Maret 2024 14:37 WIB
Illustrasi Bendera Partai Nasdem (Foto: Ist)
Illustrasi Bendera Partai Nasdem (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menimbulkan berbagai macam pertanyaan publik. Pasalnya, partai yang mengusung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 itu sebelumnya gencar menyuarakan perubahan sebagaimana tagline koalisi perubahan yang diadopsi. 

Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai dengan diterimanya hasil Pilpres dan kedatangan Prabowo di Nasdem tower menunjukkan bahwa Nasdem sangat berhasrat ingin berada dalam pemerintahan. 

"Ini semakin menunjukkan kentara bahwa Nasdem punya kepentingan yang berbeda dalam penilaian mereka sebelum dan sesudah Pilpres," kata Efriza saat dihubungi Monitorindonesia.com, Sabtu (23/3/2024). 

Kata Efriza, gabungnya Nasdem bisa terbaca sejak masa kampanye kemarin yang tak pernah mengkritisi kebijakan atau keputusan pemerintahan Jokowi. 

"Nasdem tampak sekali sadar sebagai partai nasionalis, pendukung loyal Presiden Jokowi, meski berbeda pilihan politik di Pilpres tetapi Nasdem tidak pernah mengkritisi kebijakan atau keputusan pemerintah," ujarnya. 

Efriza menilai, meskipun Nasdem pernah menyatakan siap menjadi opoisisi, namun keinginan untuk dapat duduk di kursi pemerintahan jauh lebih penting bagi Nasdem ketimbang menjadi oposisi. 

"Meskipun sebelumnya Nasdem sempat menyampaikan siap jika menjadi oposisi. Meski begitu hasrat dan kepentingan dirinya lebih nyaman berada di pemerintahan," ucapnya. 

Selain itu, ia juga menduga adanya tawaran menggiurkan yang diberikan oleh Prabowo kepada Nasdem seperti kursi menteri misalnya. 

"Ini artinya sinyal Prabowo mengajak Nasdem bergabung dengan pemerintahan amat tinggi hanya tinggal tawaran kursi, posisi kementeriannya basah atau kering," pungkasnya.