Khilaf Calonkan Gibran Pilkada Solo, Hasto PDIP Sebut Utang Capai 220 Miliar USD

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 30 Maret 2024 16:37 WIB
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto (Foto: Dok MI)
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - PDI Perjuangan mengaku khilaf telah mencalonkan Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020 lalu. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan saat itu PDIP mengusung Gibran karena melihat kepempimpinan ayahnya, Presiden Jokowi berhasil membawa kemajuan untuk Indonesia.

"Ya kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (30/3/2024).

Namun, kata dia, pihaknya menyadari ternyata kemajuan itu dipicu beban utang pemerintah yang sangat besar. Menurut Hasto, utang pemerintah hampir mencapai 196 miliar USD, lalu swasta dan BUMN hampir mencapai 220 miliar USD.

"Ketika ini digabung maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," ujarnya.

Selain itu, dia menuturkan Jokowi telah mempraktikkan nepotisme dengan mencalonkan orang-orang terdekatnya pada jabatan publik. Hasto mencontohkan saat ini mantan ajudan Jokowi, Devid Agus Yunanto, kabarnya dicalonkan dalam Pilkada Kabupaten Boyolali.

"Nepotisme itu kita lihat ternyata justru semakin telanjang di depan mata kita. Misalnya Sekretaris Pak Jokowi, Devid dicalonkan sebagai calon bupati di Boyolali, itu kan akan merebut basis dari PDIP yang selama ini membesarkan," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, Gibran bersama Teguh Prakosa diusung PDIP pada Pilkada Solo tahun 2022 lalu. Namun, Gibran yang berstatus kader PDIP itu malah membelok di Pilpres 2024. Dia menerima pinangan Prabowo Subianto sebagai cawapres. Walhasil, sebagai pemenang pilpres 2024.