Duet Ahok-Anies Terkesan Memaksakan, PDIP: Basis Dukungan Mereka Berbeda

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Mei 2024 13:16 WIB
Anies Baswedan (kiri) dan Ahok (kanan) (Foto: Kolase MI/Net/Ist)
Anies Baswedan (kiri) dan Ahok (kanan) (Foto: Kolase MI/Net/Ist)

Jakarta, MI - Berkembangnya isu soal majunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersama Anies Baswedan sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dalam Pilkada Jakarta 2024 dinilai terlalu memaksakan. 

Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah DPD PDIP DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyebut kedua mantan gubernur DKI Jakarta itu berasal dari akar rumput yang berbeda.

Karena itu, keputusan untuk mengusung Ahok dan Anies sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur bergantung pada keputusan yang akan diambil oleh DPP PDI Perjuangan. 

"Keputusan juga akan dipengaruhi sikap tersebut dan mendengar pendapat akar rumput. Saya yakin DPP akan mengambil keputusan terbaik," kata Gilbert kepada wartawan, Minggu (12/5/2024). 

Di sisi lain, kedua mantan gubernur yang pernah bersaing panas dalam kontestasi Pilkada 2017 itu juga berasal dari basis massa pendukung yang berbeda jauh, sehingga dapat memengaruhi perolehan suara.

"Keduanya berasal dari akar rumput yang jauh beda. Tentu suara bisa saling mendukung atau meniadakan," katanya.

Selain itu, karakter Ahok dan Anies juga dinilai sama-sama kuat dan tidak ada yang mau mengalah. Kedua politisi tersebut dinilai memiliki keinginan yang sama untuk maju sebagai calon gubernur.

"Karakter keduanya juga tidak ada yang mau mengalah. Semua mau jadi Gubernur. Siapa yang wakil?" ujar Gilbert.

Sejauh ini, baik Ahok maupun Anies keduanya belum mendaftarkan diri sebagai calon gubernur ke DPC atau DPD PDI Perjuangan.

Kendati begitu, PDIP juga tidak membatasi Ahok ataupun Anies untuk mendaftar, terutama sebelum Rakernas PDIP yang digelar pada akhir Mei mendatang.