Massa Demo 'Darurat Indonesia': Kalau Kami Nggak Turun, Demokrasi akan Mati!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Agustus 2024 14:44 WIB
Suasana demo di depan gedung DPR RI, Kamis (22/8/2024) (Foto: Dok MI/Aswan)
Suasana demo di depan gedung DPR RI, Kamis (22/8/2024) (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI -  Buruh dan mahasiswa menggelar aksi teatrikal di depan gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, untuk menolak sikap DPR yang melawan putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Aksi teatrikal itu berupa memenggal kepala Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Pantauan Monitorindonesia.com, saat ini para mahasiswa dan alumni ini makin ramai mendatangi gedung DPR, Diperkirakan total ratusan orang yang datang dan menyatakan kegelisahannya.

Salah satu Alumni tahun 1986 Fakultas FISIP Diman Dantes menyatakan bahwa mereka hadir untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia. Jik tak tarun ke jalan, klaimnya demokrasi akan mati

"Kalau kami nggak turun demokrasi akan mati," tegasnya.

Adapun demo besar yang terpusat di DPR ini mengusung agenda menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di depan Gedung DPR RI, Jakarta, hari ini.

Demo ini bagian dari gerakan 'peringatan darurat Indonesia' yang viral di media sosial setelah DPR bermanuver mengabaikan putusan MK.

Aksi demo ini berbarengan dengan Rapat Paripurna pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada. Badan Legislasi (Baleg) akan membawa hasil keputusan dalam rapat kemarin yang disepakati seluruh fraksi, kecuali PDIP.

Kendati begitu, belakangan DPR menunda paripurna pengesahan RUU Pilkada. Pasalnya, pimpinan DPR belum mendapat kurom kesepakatan.

Sekjen Partai Buruh Ferri Nuzarli menyebut akan ada ribuan buruh dan nelayan yang akan turun ke jalan. Mereka mendesak DPR tak melawan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pencalonan kepala daerah dengan mengesahkan RUU Pilkada.

Topik:

Demo DPR Putusan MK Revisi UU Pilkada Massa Demo Darurat Indonesia