DPR Soal Wacana Penghapusan Pertalite: Publik Sudah Paham Trik Seperti Ini

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 27 Mei 2024 15:33 WIB
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII dengan BPH Migas (Foto: NI/Dhanis)
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII dengan BPH Migas (Foto: NI/Dhanis)

Jakarta, MI - Anggota DPR RI Mulyanto, menyoroti soal wacana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite pada Agustus 2024 yang akan diganti menjadi pertamax green 95.

Hal itu disampaikan Mulyanto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BPH Migas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024). 

"Yang agak menggigit saya ini soal pertalite, terus terang wacana yang dikembangkan Pertamina kan ingin mengganti dengan pertamax green 95 kalau tidak salah," katanya di ruang rapat Komisi VII. 

Kata Mulyanto, dirinya mengaku heran, belakangan justru wacana tersebut mulai mengarah pada pembenaran soal penghapusan pertalite. 

"Nah dugaan saya, dan saya rasa ini juga dugaan publik, bahwa saya rasa wartawan paling paham. Publik itu udah tahu trik-trik kayak begini, dari zaman dulu mau menghapus premium caranya biar ditahan-tahan alirannya, volumenya ditahan-tahan, sehingga akhirnya susah dicari, terakhir dihapus pertalite," ujarnya. 

"Pertalite dimain-mainkan sepertinya susah gitu, tapi ujung-ujungnya diganti dengan pertamax 95 Green yang belum jelas," sambungnya. 

Untuk itu, ia meminta kepada BPH Migas untuk mengawasi persoalan ini, sebab jangan sampai akan terjadi seperti yang ia beberkan. 

"Saya ingatkan kembali kepada BPH migas yang punya tugas mengawasi kesediaan pertalite ini dalam arti, harganya, distribusinya wilayah distribusinya dan kuotanya," pungkasnya.