Telkom Kerja Sama dengan BSSN, Kemenkominfo dan Bareskrim Tangani Data PDN yang Terkena Ransomware

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Juni 2024 23:31 WIB
Ilustrasi - Ransomware (Foto: Istimewa)
Ilustrasi - Ransomware (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - PT Telkom Indonesia (TLKM) mengonfirmasi bahwa data di Pusat Data Nasional (PDN) yang terkena serangan ransomware tidak dapat dipulihkan. Telkom bekerja sama dengan BSSN, Kemenkominfo, dan Bareskrim Polri untuk menangani insiden ini.

Direktur Network & IT Solution PT Telkom, Herlan Wijanarko, menjelaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan asistensi dari BSSN dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait sejak kejadian terjadi hingga saat ini.

Upaya pemulihan dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang ada dan berkoordinasi dengan para penyewa (tenant) yang terkena dampak.

"Kami sejak kejadian ini sudah diasistensi oleh BSSN dan bekerja sama dengan Kominfo, tenant, serta Bareskrim. Kami berusaha keras untuk melakukan pemulihan dengan sumber daya yang kami miliki," kata Herlan dalam jumpa pers di Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Pusat Data Nasional berada di Surabaya, Serpong, dan Batam sebagai cadangan. Data yang terkena ransomware di PDNS Surabaya tidak dapat dipulihkan.

Herlan menyebutkan bahwa upaya pemulihan dilakukan dalam dua tahap. Telkom telah berkomunikasi dengan tenant yang terdampak untuk memastikan apakah mereka memiliki back-up data atau tidak.

"Kami telah menghubungi semua tenant yang terdampak di PDNS 1, bekerja sama dengan Kominfo untuk memastikan apakah tenant memiliki backup di lokal atau tidak, termasuk situasi layanannya. Ada tenant yang memiliki backup, ada yang tidak, ada beberapa yang tidak aktif, dan ada yang belum bisa diverifikasi," katanya.

Jika tenant tidak memiliki backup, Telkom akan mempersiapkan lingkungan baru sebagai pengganti PDNS 2 yang sudah dikunci, dengan mengimplementasikan semua aspek keamanan dari BSSN.