Hari ke-6, Aksi Jalan Kaki "Tutup TPL" Banjir Dukungan

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 20 Juni 2021 00:59 WIB
Madina, Monitorindonesia.com - Tak ada rasa capek terlihat di wajah Togu Simorangkir dan kawan-kawan setelah selama 6 hari melakukan "aksi gila" Jalan Kaki dari Toba menuju Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta. Sejauh 280 kilometer telah mereka jalani dengan berjalan kaki dari total perjalanan menuju Jakarta, sekitar 1.800 kilometer. Semangat untuk berjuang untuk mengusir PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk dari bumi Tapanuli tak terelakkan lagi. Demi masa depan tanah Batak atau Tapanuli yang lebih baik bagi generasi ke depan. Aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta yang dilakukan aktivis Lingkungan tersebut pada Sabtu (19/6/2021) telah tiba di Kota Panyabungan (masih wilayah Provinsi Sumatera Utara) pada Pukul 12.30 WIB. Selama perjalanan dengan jarak yang sudah di tempuh 280 kilometer itu ternyata banyak menuai pujian, dukungan serta apresiasi dari masyarakat. Togu yang merupakan pendiri Yayasan Alusi Tao Toba ini sempat berbincang-bincang dengan wartawan Monitorindonesia.com, Martua Silaban di Madina Sabtu siang. Togu mengenang banyak masyarakat yang mendukung aksi mereka selama perjalanan di wilayah Sumetera Utara. Banyak hal positif dan sangat seru dan antusias warga yang mereka temui selama dalam perjalanan yang membuat mereka semakin semangat melanjutkan aksinya. rasa capek mereka terasa hilang atas dukungan penuh masyarakat tersebut. Togu menceritakan, selama perjalanan, ada seorang Ayah sambil menggendong anaknya di daerah Tapanuli Utara yang memberikan Buah Pepaya dan air mineral sebagai tambahan konsumsi selama di perjalanan. "Jujur saya sangat terharu akan tindakan yang beliau lakukan untuk mendukung aksi ini," ucap Togu. #Aksi Jalan Kaki "Tutup TPL" ⇐Aksi Jalan Kaki Tutup TPL⇒ Ada juga seorang kakek renta bermarga Hasibuan yang memberikan uang Rp 20.000 sebagai tambahan perbekalan di wilayah Padang Sidempuan. Tepatnya sang kakek memberikan uang yang sangat berharga itu sekitar 8 kilometer dari Kota Padang Sidimpuan menuju Panyabungan  membuat Togu dan tim merinding. "Padahal profesi opung itu (Opung sebuah Panggilan bagi orang Batak Toba sama dengan Kakek) itu adalah montir kecil di salah satu bengkel di kota tersebut. Saya sampai merinding menerima duit itu," tutur Togu. "Masih banyak lagi yang masyarakat berikan dukungan kepada kami," tambahnya. Ketulusan masyarakat dalam perjalanan turut memberi semangat bagi Togu dan kawan-kawan untuk berjalan menuju Istana Negara, Jakarta.  Togu dan sebagian besar rakyat Tapanuli menuntut PT TPL, Tbk ditutup karena sangat berdampak luas dalam merusak lingkungan alam kawasan Danau Toba. Bagi Togu dan tim, suatu kehormatan dan juga kejutan manis ketika Jumat malam atas jamuan dan undangan untuk bermalam di kediaman Sutan Pangeran Mahkota Alam di Istana Hasadaon Sayurmatinggi. "Beliau itu orangnya mengayomi masyarakatnya, sosialnya tinggi, masyarakatnya juga dibantu mencari lapangan pekerjaan. Tadi pagi juga beliau (Sutan Pangeran Mahkota Alam atau nama Aslinya Edison Rambe) yang juga anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan 2019-2024 dari Partai Golkar ini, sempat ikut melakukan aksi jalan kaki yang kami mulai dari titik berhenti semalam," katanya sesaat rombongan melakukan istrahat di Kota Panyabungan. Togu dan kawan-kawan optimistis dengan doa, harapan dan dukungan rakyat Tapanuli khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya perjalanan mereka tak akan sia-sia. Sesampai di Istana Kepresidenan Republik Indonesia-Jakarta yang diperkirakan memakan waktu hingga sebulan ke depan, Togu dan kawan-kawan akan menyampaikan aspirasi masyarakat Tapanuli kepada  Presiden Jokowi Widodo akan dampak luas yang ditimbulkan oleh PT Toba Pulp Lestari. #Aksi Jalan Kaki "Tutup TPL" ⇐Aksi Jalan Kaki Tutup TPL⇒ Togu yakin, Presiden Jokowi yang memiliki kepedualian yang tinggi akan kelestarian lingkungan di sekitar Danau Toba dan tak akan membiarkan TPL berdiri lagi. "Kita sudah mempersiapkan segala bukti-bukti atas apa yang terjadi selama PT.Toba Pulp Lestari ini sudah berdiri kurang lebih 30 Tahun di lingkungan Kawasan Danau Toba tepatnya di Desa Sososr Ladang-Parmaksian Porsea, Kabupaten Toba. Kami juga akan ajukan kepada bapak Jokowi supaya Pembangunan pariwisata di Kawasan Danau Toba lebih baik di berhentikan jikalau perusahaan yang merusak lingkungan masih beraktivitas disana karena tidak bisa sejalan dengan lingkungan Kawasan Danau Toba," katanya. "Kalau TPL masih berdiri di situ kan lebih baik dana mega proyek pembangunan pariwisata Danau Toba tersebut di berikan kepada masyarakat," ungkap pria Lulusan pasca sarjana Oxford Brookes University-Inggris itu. Togu Simorangkir (44)dan kawan-kawan seperti Anita Hutagalung (54), dan Irwandi Sirait (40) memiliki semboyan "dang aci ceng (tidak boleh berhenti). Dengan titik nol dari makam Raja Sisingamangaraja XII, Balige, Kabupaten Toba, perjalanan dimulai pada Senin, 14 Juni 2021 pagi. Tekad mereka hanya satu, bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk meminta TPL ditutup karena biang penyebab rusaknya lingkungan di Danau Toba. Perwakilan warga dan sejumlah aktivis yang tergabung dalam aliansi gerakan tutup TPL, membenarkan keinginan warga adat. Pasalnya, perusahan bubur kertas itu sudah melakukan banyak pelanggaran. Antara lain pelanggaran lingkungan, kekerasan, sosial dan bahkan adanya dugaan penggelepan pajak. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, tokoh-tokoh masyarakat Batak diperantauan seperti di Jakarta, Bandung, Medan dan lainnya juga mendukung penutupan TPL tersebut.[MI/Saut Martua Silaban] #Aksi Jalan Kaki "Tutup TPL"

Topik:

Tutup TPL Aktivis Lingkungan Hidup