Apa Istilah yang Digunakan WHO Kala Covid-19 Selesai?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Maret 2022 13:18 WIB
Monitorindonesia.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, apa istilah yang akan digunakan kala pandemi Covid-19 selesai, saat ini sedang menunggu pernyataan resmi Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengulik situs rumahpusbin.kemendikbud.go.id, definisi istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Istilah itu sendiri dapat berupa istilah umum dan istilah khusus. "Nanti kalau pandemi Covid-19 sudah usai maka akan ada lagi pernyataan resmi Direktur Jenderal WHO sesuai keadaan dunia ketika itu. Kita belum tahu kapan akan terjadi," kata dia melalui pesan elektroniknya, Jumat (11/3/2022). Bila merujuk pernyataan Direktur Jenderal WHO Margaret Chan periode 2006-2017 terkait H1N1-2009, yang pada 10 Agustus 2010 menyatakan istilah periode pascapandemi atau post-pandemic period, bukannya endemi, kala dunia sudah memasuki masa pascapandemi H1N1-2009. "Kita belum tahu istilah apa yang akan digunakan nanti (kala pandemi Covid-19 selesai). Apakah pandemi Covid-19 sudah selesai atau Covid-19 sudah menjadi endemi. Atau mungkin juga dunia memasuki periode pascapandemi Covid-19," tutur Prof Tjandra seperti dilansir Antara. Dia menjelaskan, sebelum pandemi, Covid-19 dinyatakan secara resmi sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau bisa diterjemahkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMD) pada 30 Januari 2020, oleh Dirjen WHO. Setidaknya ada tiga pertimbangan memasukkan suatu penyakit sebagai PHEIC, yakni suatu penyakit baru, atau setidaknya mikro organisme penyebabnya adalah varian baru, kemudian kasus sudah dilaporkan di dua wilayah WHO atau lebih dan penyakitnya cukup berat dan memberi dampak pada kesehatan manusia. Tidak Hilang Di sisi lain, pada masa fase pandemi Covid-19 yang tampaknya mereda belakangan ini, pakar kesehatan mengingatkan tentang adanya ancaman varian baru corona dan ini tetap berbahaya. Sebuah laporan berjudul "Getting to and Sustaining the Next Normal" menyatakan, apa yang terjadi selanjutnya setelah pandemi yakni orang-orang hidup dengan virus SARS-CoV-2 dan varian-varian barunya yang dapat memicu lonjakan jumlah kasus seperti Delta dan Omicron. "Akan ada varian baru, Covid-19 tidak akan hilang. Saya tidak berpikir mungkin hilang, dan tidak mungkin dihilangkan," kata associate profesor kedokteran darurat di University of California, San Francisco, Jeanne Noble, MD seperti dikutip dari Health. Menurut Noble, bukan tidak mungkin akan ada varian berbeda yang justru lebih ganas atau menyebabkan penyakit yang lebih serius. Tetapi karena kekebalan populasi tumbuh dan tumbuh dengan masing-masing varian ini, maka diharapkan ini tidak akan menjadi masalah. [zan]

Topik:

Covid-19 WHO