Mahfud MD Sebut BTS Kominfo dengan Satelit Satria 1 Nggak Ada Hubungannya!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 14 Juni 2023 02:22 WIB
Jakarta, MI - Plt. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD menyebut proyek pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) tidak memiliki hubungan dengan satelit Satria 1 yang saat ini masih dibangun juga oleh Kominfo. "Jadi itu penting ya karena ada yang nulis dengan serius bahwa Satria tidak ada gunanya karena tidak ada BTS. Kan nulis begitu, seperti sangat meyakinkan padahal nggak ada hubungannya," ungkap Mahfud sekaligus membantah dugaan bahwa proyek Satria 1 tidak tepat guna tanpa menara BTS, Selasa (13/6). Dugaan tersebut disinyalir adanya tower yang tidak berfungsi sekitar 958. Menara BTS yang dibangun Johnny G Plate (tersangka korupsi BTS Kominfo Rp 8 triliun) tersebut baru menyerap anggaran sekitar Rp2,1 triliun dari Rp 10 triliun lebih yang telah dicairkan pada 2021 lalu. Menurut Mahfud Satria jalan dan BTS sendiri akan tetap jalan. "Nggak ada hubungan antara keduanya, dua proyek yang tidak berhubungan," tegas Mahfud. Adapun, proyek ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. Kominfo bertindak sebagai penanggung jawab proyek melalui Bakti Kominfo, dengan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai penyelenggara. Satria-1 dijadwalkan akan meluncur dari Amerika Serikat bulan ini. Nantinya, satelit ini akan menyediakan akses internet untuk titik-titik layanan publik, di wilayah yang tidak tercakup jaringan fiber optik. Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso menjelaskan, setelah meluncur 19 Juni mendatang, satelit ini akan sampai di tempat orbit sekitar November. Kemudian satelit akan dilakukan tes seluruh sistem kira-kira pada Desember 2023. Setelah itu satelit baru bisa dirasakan manfaatnya. "Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan kapasitas internet Satria-1 secara bertahap mulai Januari tahun 2024," harapnya. Seperti diketahui bahwa, selain proyek BTS 4G untuk akses-akses internet sampai ke pedesaan, Kominfo  juga membangun Satelit Satria, kemudian Palapa Ring dan sebagainya. Setelah Johnny G Plate dan kawan-kawan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek BTS 4G, kabarnya proyek Satria 1 tetap berjalan sesuai rencana. Bahkan, Satelit Satria – 1 yang akan mulai beroperasi pada 2023 ini bisa meningkatkan sinyal Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dibangun oleh mereka di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) Seperti yang diungkapkan oleh Anang Achmad Latif, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang saat ini juga tersangka korupsi BTS Kominfo, bahwa rencana peluncuran 2 satelit Satria-1 dan Satria-2 sebagai bagian dari upaya akselerasi transformasi digital Indonesia melalui perluasan layanan internet hingga daerah 3T. Anang menyebutkan pendanaan pembangunan satelit ini memakan biaya hingga Rp 15 triliun yang berasal dari investasi swasta dan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). “Total anggaran sekitar Rp15 triliun pemerintah baru menyiapkan satu satelit, terus satu jadi nanti tentunya dalam berproses. Kita melakukan tahapan-tahapan sesuai dengan progres pembangunan. Kami terima dari pabrikan setiap bulannya berarti satu triliun tapi kalau untuk kerja sama dengan yang swasta,” ungkap Anang saat itu. Satelit Satria – 1 itu akan terbang menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa swasta Elon Musk, SpaceX. Satelit yang dibangun PT Satelit Nusantara 3 ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band. Teknologi ini memiliki kapasitas 150 Gbps. Kapasitas transisi yang disediakan diklaim tiga kali lebih besar dari sembilan satelit aktif yang digunakan di Indonesia. Saat ini Indonesia menggunakan delapan satelit untuk kebutuhan telekomunikasi nasional dengan total kapasitas 50GB per detik. 27Gbps di antaranya digunakan oleh pemerintah. (LA)