Siapa Sangka DE Juru Langsir Stasiun Jakarta Kota Tersangka Teroris? Simak Tugasnya!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 16 Agustus 2023 02:38 WIB
Jakarta, MI - Siapa yang bisa menyangka bahwa karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE (28) bakal jadi tersangka teroris, sebab ia bekerja sebagai petugas atau juru langsir? DE ini seorang pria yang telah ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Jalan Raya Bulak Sentul, Harapan Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin siang, 14 Agustus 2023, kemarin. Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyebutkan bahwa DE merupakan juru langsir di stasiun Jakarta Kota. "Kami sudah berupaya maksimal mendeteksi sejak dini melalui kerja sama dengan BNPT, tetapi kemarin ada salah satu pegawai kami juru langsir di stasiun Jakarta kota yang terjerat Densus 88, tentu kami siap koordinasi dan kerja sama," ujar Didiek Selasa (15/8). [caption id="attachment_560439" align="alignnone" width="675"] Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo[/caption] Juru langsir sendiri bertugas memandu pergerakan rangkaian kereta, gerbong, atau hanya lokomotif untuk berpindah jalur rel. Perpindahan jalur terutama diperlukan untuk memisahkan atau merangkaikan kereta atau gerbong. Komisaris Utama PT KAI (Persero), Said Aqil Siradj angkat bicara soal penangkapan oleh Densus 88 terhadap Karyawan KAI berinisial 'DE' ,terduga teroris di Bekasi. Menurut Said, penangkapan oleh Densus 88 Antiteror Polri terhadap oknum karyawan PT KAI di Bekasi itu memberi pesan serius bahwa kelompok, paham dan praktik teroris ini nyata dan dekat dengan lingkungan. "Peringatan keras ini harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih. Terlebih, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga, ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris, apakah Jama'ah Islamiyah (JI), Jama'ah Anshoru Daulah (JAD), secara jelas dalam berbagai jejak dan pengungkapan oleh Densus 88, terafiliasi dengan ISIS," katanya. Bergabung MIB Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar menjelaskan awalnya yang bersangkutan sempat bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM pada 2010. "Yang bersangkutan pada tahun 2010 pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat, pimpinan WM yang sudah ditangkap," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (15/8). [caption id="attachment_560241" align="alignnone" width="704"] Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar saat menyampaikan keterangan pers terkait dengan tersangka teroris, Karyawan BUMN PT KAI inisial DE (28), Selasa (15/8) (Foto: MI/Aswan)[/caption] Setelah penangkapan WM selaku pimpinan MIB, Aswin menyebut kelompok teror tersebut langsung bubar dan jemaahnya berpencar. Pada periode itu, kata dia, DE mulai memanfaatkan media sosial dalam aktivitas yang terkait terorisme. Baiat kepada ISIS Kemudian pada 2014, Aswin menyebut DE pertama kali menyatakan baiat/sumpah setia kepada pimpinan  Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Setelah baiat kepada ISIS, aktivitas tersangka DE tak lagi melulu berkutat di media sosial. Aswin berkata sejak itu DE melakukan latihan dan persiapan di lapangan. "Pada 2014 DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir ISIS. Dari situ mulai dia melakukan aktivitas persiapan, yang bersangkutan melakukan latihan, kemudian pengumpulan, perawatan peralatan yang dibutuhkan," jelasnya. Propaganda di Medsos Selain itu berdasarkan hasil profiling penyidik, pelaku tercatat aktif melakukan propaganda di media sosial Facebook dan YouTube. Aswin menuturkan pelaku diketahui berulang kali membuat akun media sosial yang berbeda untuk menyebarkan propaganda. "Sekitar 3 minggu belakang jadi puncaknya, yang bersangkutan terlihat ghiroh-nya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliyah atau untuk melakukan aksi terorisme," tuturnya. Densus 88 Gandeng PPATK Atas hal ini pula Densus 88 Antiteror Polri akan melibatkan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri transaksi keuangan terduga teroris berinisial DE yang ditangkap di Bekasi. Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan selain melibatkan PPATK koordinasi juga akan dilakukan dengan stakeholder lainnya yang masih berkaitan dengan perkara. "Akan bekerja sama dengan pihak berwenang lain (PPATK) masalah keuangannya. Online ataupun marketplace atau perdagangan online, akun-akun dengan platform media dan lain-lain sebagainya," ungkap Aswin Siregar. Lebih lanjut Aswin menjelaskan, koordinasi dengan pihak lainnya dilakukan lantaran DE menggunakan akun palsu dalam melakukan penjualan senjata mainan. "Karena kita tahu, yang bersangkutan juga menggunakan akunnya juga ada yang palsu untuk melakukan penjualan tersebut, bukan akun real dengan nama, dengan nomor telepon yang bersangkutan," tuturnya. "Akun itu fake, kemudian dioperasikan oleh yang bersangkutan," imbuhnya. Densus 88 Amankan Senjata Api Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri mengamankan sejumlah senjata api berbagai jenis dari penangkapan terduga teroris berinisial DE di Bekasi. Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan setelah melakukan pendalaman pemeriksaan serta pendataan barang bukti senjata dari penangkapan tersangka, didapat 16 senjata. [caption id="attachment_560239" align="alignnone" width="710"] Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (Foto: MI/Aswan)[/caption] "Kemudian juga pelaku memiliki senjata, senjata api baik senjata pabrik maupun senjata rakitan. Ada 16 pucuk senjata, 11 laras pendek dan 5 laras panjang," jelas Ahmad Ramadhan kepada wartawan. [caption id="attachment_560116" align="alignnone" width="1080"] Penampakan Senpi Rakitan yang Disita Densus 88 Usai Geledah Rumah Pegawai KAI (Foto: Ist)[/caption] "Ada senjata yang rakitan dan ada yang senjata yang pabrik," sambungnya. Selain menyita 16 pucuk senjata api dari penangkapan tersangka, Densus 88 juga mendapati sejumlah magasin beserta amunisinya. Polisi juga menyita PC komputer milik DE. [caption id="attachment_560115" align="alignnone" width="1080"] Penampakan Senpi Rakitan yang Disita Densus 88 Usai Geledah Rumah Pegawai KAI (Foto: Ist)[/caption] (Wan)