Jika Lalai Bersihkan Senpi, Kenapa Brigpol Setyo Herlambang Bisa Lolos Walpri Kapolda Kaltara?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 24 September 2023 02:42 WIB
Jakarta, MI - Brigadir Polisi atau Brigpol Setyo Herlambang (SH) Pengawal Pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityajaya, tewas dengan luka tembak. B Brigpol SH diduga tewas terkena tembakan saat sedang membersihkan senjata api (senpi) miliknya di rumah dinasnya di Kabupaten Bulungan. Pihak Polda Kaltara menyatakan bahwa Brigpol SH telah lalai. Hal ini menimbulkan tanda tanya. Bagaimana tidak, jika memang lalai dalam membersihkan senpi tersebut, kok bisa lolos sebagai Walpri jenderal polisi bintang dua itu? Brigpol SH tentunya saat itu lolos tes kemahiran senjata dan tes psikologi. Maka dari itu, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Susno Duadji menilai kesimpulan penyebab kematian Brigpol SH itu terlalu dini menyebut kasus ini murni kelalaian. "Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab apa ini bunuh diri, dibunuh, atau kelalaian," kata Susno seperti dikutip Monitorindonesia.com dalam acara program MetroTV, Minggu (24/9). Menurut analis kepolisian ini kematian Brigpol SH perlu diusut lebih dalam agar kesimpulannya objektif. "Dikatakan kelalaian dalam membersihkan, berarti dia tidak ahli membersihkan senjata api. Maka akan menimbulkan pertanyaan lagi, kenapa dia bisa lolos jadi pengawal pribadi?" tanya Susno. Seperti diwartakan bahwa Brigpol SH ditemukan tewas di rumah dinasnya pada Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 WITA. Brigpol SH diduga tewas setelah tertembak senpi miliknya. Saat ditemukan, darah sudah membanjiri jenazahnya. Di sampingnya juga tergeletak senjata api jenis HS-9 dengan No. Senpi : HS178837 Inventaris Dinas. "Hasil pemeriksaan awal tim dokkes Polda Kaltara bahwa korban HS tidak ditemukan denyut nadi," Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rachmat dalam keterangannya, Jumat (22/9). Sementara itu, tim Ditreskrimum dan Bid Propam Polda Kaltara disebut telan menyelidiki kejadian tersebut, termasuk olah tempat kejadian perkara (TKP). Hasil penyelidikan sementara, korban diduga meninggal dunia karena lalai saat membersihkan senjata api. Kesimpulan itu didapat karena korban hanya seorang diri di rumah dinas, dan kejadian berlangsung tak lama usai korban melaksanakan salat Jumat. "Karena kelalaian senjata api, dia pulang Jumatan dia membersihkan senjata api miliknya dia, diduga sementara hasil olah TKP yang bersangkutan di situ seorang diri kemudian ada senjata tergeletak," jelas Budi. Dengan kesimpulan sementara itu, Budi turut menampik informasi yang menyebut korban meninggal dunia karena bunuh diri. Sebab, tak ditemukan fakta yang mengarah pada dugaan tersebut. "Bukan bunuh diri, dugaan sementara korban sedang membersihkan senjata api. Jadi, akibat kelalaian," katanya. Sebagai informasi, Brigpol SH merupakan anggota Banit 3 Subden 1 Den Gegana Sat Brimob Polda Kaltara, yang kini sedang diperbantukan sebagai ajudan Kapolda Kaltara. Sebelum ditemukan tewas, korban Brigpol SH disebut berkomunikasi dengan keluarga tiga hari sebelumnya. Hal itu dituturkan ayah korban, Sutarto. Sutarto menyebut kepada ibunya, korban sempat bercerita soal kabar temannya yang meninggal tertembak KKB di Pupua. Istri Sutarto atau ibu korban pun berpesan agar anaknya itu berhati-hati dalam bertugas. "Dia cerita kalau temannya tertembak dan meninggal di Papua setelah kontak senjata dengan KKB. Waktu itu ibunya ya cuma pesan untuk selalu hati-hati dan jangan lupa salat," ujar Sutarto, Sabtu (23/9). Jenazah Brigpol SH saat ini dalam proses autopsi sebelum dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Proses autopsi dilakukan oleh Tim DVI Dokkes Polda Jawa Tengah untuk mendalami luka organ tubuh yang terkena tembakan. (Wan)