Kedelai Mahal, Harga Tempe Ikut Terdongkrak

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Juni 2021 01:30 WIB
Monitorindonesia.com - Harga tempe dan tahu yang berbahan baku kedelai di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal berdamai alias turun. Sebagai makanan pendamping lauk pauk warga sehari-hari, tempe dan tahu telah menjadi hal wajib yang harus dihidangkan. Karena itu, kenaikan harga kedelai diikuti naiknya harga tempe dan tahu membuat para ibu rumah tangga menjadi resah dan gelisah. Mereka khawatir jika kondisi ini terus terjadi, maka bukan saja terjadi penurunan asupan gizi dan protein di keluarga mereka, tetapi juga rawan diterkam penyakit terutama dalam kondisi pandemi virus corona yang kembali menggalak belakangan ini. Di sejumlah pasar di Kota Sukabumi, tempe dan tahu masih diperdagangkan di angka yang masih belum bersahabat. Di Pasar Kota Sukabumi saja, sepotong tempe seukuran papan talenan rata-rata dijual pedagang sebesar Rp8.000 per potong. Ini masih lebih murah dibandingkan harga pada awal tahun atau selepas Lebaran ketika tempe dan tahu dijual sampai Rp9.500 hingga Rp11.000 per potong. Pantas saja harga itu diprotes para emak-emak Kota Sukabumi. Tak hanya kaum hawa yang memasak di dapur saja yang naik pitam, para produsen tempe pun ikut gemas dan lemas. Sebabnya, harga kedelai yang masih diimpor itu tentu saja dibeli tidak dengan rupiah, tetapi memakai mata uang asing. Cucup Ruhiyat, pimpinan Rumah Tempe Azaki yang baru saja melakukan ekspor perdana tempe ke negerinya Oshin, Jepang, mengakui tingginya harga beli kedelai. Kepala Seksi Pengawasan Barang pada Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi, M Rifki, Senin (21/6/2021), mengatakan, sebanyak 90 persen kedelai bahan baku tempe masih harus diimpor dan harganya pun masih tinggi saat ini. Bahkan, sejak dua pekan ini harga jual kedelai masih bertengger di angka Rp10.800 sampai Rp11.500 untuk tiap kilogramnya. (rob) #Kedelai Mahal, Harga Tempe Terdongkrak

Topik:

Harga tempe mahal Problematika impor kedelai