Tabrakan LRT, JBN Minta Kemenhub Tak Lepas Tanggungjawab

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 25 Oktober 2021 18:41 WIB
Monitorindonesia.com - Kereta api ringan LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) tabrakan di kawasan Munjul, Cibubur, Jakarta Timur pada Senin (25/10/2021) siang. Walaupun tabrakan itu masih dalam tahap ujicoba, pihak berwenang yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus segera melakukan evaluasi. Ketua Umum Jaringan Bela Negara (JBN) Tigor Mulo Horas Sinaga mendesak Kemenhub untuk segera mengambil tindakan tegas dan cepat atas tabrakan LRT tersebut. Menurutnya, Kemenhub tidak boleh melepas tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak PT.INKA (Persero) sekalipun saat ini masih masa uji coba. "Kan dalam perencanaan LRT ikut andil (Kemenhub), maka jangan lepas tangan 100%. Cepat lakukan investigasi dan lakukan tindakan-tindakan mitigasi," ujar Tigor ketika dihubungi awak media, Senin (25/10/2021) malam. Kemehub juga diminta mengungkap kepada publik apa penyebab kecelakaan. Apakah ada kemungkinan kesalahan perencanaan atau hanya kesalahan operational. "Usut bagaimana perencanaan LRT ini? Pihak Kementerian mana saja yang ikut andil? Lalu lakukan evaluasi dan umumkan kepada publik," tegas Tigor. Dia juga menggugah hati pejabat publik untuk membiasakan diri dan berani bertanggungjawab atas kejadian itu. Bahkan bila diperlukan meniru budaya pejabat publik di Jepang. "Kalau salah atau gagal, berani ambil tanggung jawab moral dengan mengundurkan diri. Itu baru revolusi mental dan gagah," katanya. Kereta LRT Jabodebek mengalami tabrakan saat uji coba. Tabrakan terjadi di kawasan Munjul, Cibubur, Jakarta Timur. Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto tengah mencari informasi lengkap terkait kejadian tersebut. Dia menegaskan, ujicoba kereta merupakan ranah INKA dan KAI sedangkan ADHI sebagai penyedia prasarana. "Kami sedang komunikasi dengan PT KAI dan INKA untuk mendalami kejadian di lapangan," ucapnya. Beroperasi Juni 2022 LRT Jabodebek dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Juni 2022. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menjajal kereta LRT rute Stasiun Harjamukti, Cibubur-Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur Rabu (9/6/2021) silam. “Kita harapkan nanti di bulan April 2022 sudah mulai di-trial, mulai uji coba dan akan kita mulai untuk operasional itu bulan Juni 2022,” kata Presiden. Jokowi pun menjelaskan lasan kenapa membangun LRT. Dia mengatakan, membangun membangun transportasi massal yang terintegrasi seperti MRT, LRT, kereta bandara, bus Transjakarta. “Integrasi akan memberikan efisiensi dalam transportasi massal,” katanya. Kedepan, sambung Presiden, efisiensi orang bepergian dari satu titik ke titik yang lain. “Kita harapkan setelah ini selesai kita akan masuk kepada titik-titik yang lain,” kata Presiden. Pembangunan LRT Jabodebek hingga kini sudah mencapai 84,7 persen. Pada tahap awal, LRT Jabodebek memiliki tiga lintasan. Pertama, lintas pelayanan rute Cawang-Cibubur sepanjang 14,8 kilometer yang saat ini pembangunannya mencapai 93,8 pereen. Kedua, lintas pelayanan rute Cawang-Dukuh Atas sepanjang 11 kilometer, yang saat ini mencapai 84,3 persen. Ketiga, lintas pelayanan rute Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,4 kilometer, yang saat ini mencapai 90,9 persen. LRT Jabodebek akan memiliki 18 stasiun pemberhentian. Dalam kondisi normal, satu rangkaian LRT dapat mengangkut 740 penumpang. Dalam kondisi padat mengangkut 1.308 penumpang dengan kecepatan maksimal 80 kilometer per jam.[Lin]