Menkeu Sri Mulyani Sebut Korupsi Hambat Negara untuk Maju

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 13 Desember 2022 16:02 WIB
Jakarta, MI - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tindakan korupsi merupakan salah satu faktor yang membuat sebuah negara berada dalam kondisi middle income trap. Sehingga negara tersebut sulit menjadi negara maju jika praktik korupsi masih banyak. Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam acara Puncak Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Harkodia) Kemenkeu Tahun 2022. “Salah satu elemen paling penting middle income trap adalah negara tidak mampu mengelola ancaman korupsi di negara tersebut,” kata Sri Mulyani, Selasa (13/12). Sri Mulyani menuturkan, tindakan korupsi akan selalu menggerogoti setiap upaya kemajuan yang sudah dicapai oleh suatu negara, sehingga negara tersebut sangat sulit untuk menjadi maju dan lebih baik. Selain itu, kata dia, korupsi juga menciptakan kesenjangan yakni adanya sekelompok orang super kaya menguasai politik dan ekonomi, hingga menetapkan kebijakan dari sisi sosial padahal mayoritas masyarakat di sekitarnya banyak yang menghadapi kemiskinan. Lebih lanjut, Ia mengaku telah mengunjungi lebih dari 100 negara di dunia, saat menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, ia pun mendapat perspektif mengenai tata kelola, korupsi dan institusional arrengement yang memang sangat menentukan kemajuan suatu negara. Menurutnya, jika suatu negara gagal membangun sebuah institusi dengan basis tata kelola yang baik dan memiliki check and balance maka sangat berpotensi terjadi penyelewengan dan korupsi. Kendati begitu, Sri Mulyani menegaskan gerakan anti korupsi harus terus digaungkan, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional, agar kesejahteraan masyarakat yang adil dapat terwujud. “Kita sebenarnya dalam perang menjaga momentum perbaikan ekonomi untuk terlepas dari middle income trap,” pungkasnya.