Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Tidak Berdampak Terhadap Kondisi Global

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 8 Maret 2023 08:50 WIB
Jakarta, MI - Berdasarkan data yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) Januari lalu menyatakan kondisi global telah membaik karena tekanan inflasi mulai mereda. Sayangnya, IMF menyatakan bahwa kondisi ekonomi dunia masih menghadapi risiko yang cukup serius karena perang Rusia dan Ukraina. Anggota Komisi XI DPR RI, Marwan Cik Asan, mengatakan, potensi gelombang infeksi COVID-19 di masa depan dan suku bunga tinggi juga akan menyebabkan krisis di berbagai negara serta negara akan dibebani dengan utang cukup besar. Kendati begitu, pria yang akrab disapa Cik Asan itu berpendapat, lanjut ekonomi global yang melambat kemungkinan besar tidak akan begitu berdampak pada perekonomian di Tanah Air. "Dampak perlambatan ekonomi global mungkin saja tidak berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi kita," katanya di Gedung Parlamen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3). Meski demikian, politisi Partai Demokrat ini juga mewanti-wanti pemerintah untuk tetap waspada terhadap potensi ekonomi global yang melambat. Selain itu, dia juga mengingkatkan kepada pemerintah terkait kemampuan bayar bunga utang pada APBN 2023. "Tapi pemerintah tetap harus mewaspadai khususnya dalam pengelolaan dan keberlanjutan utang pemerintah tahun 2023," jelasnya. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR RI ini menerangkan, pada 2023 pemerintah mengalokasikan belanja bunga utang sebesar Rp. 441 triliun. Namun, kata dia, dengan kenaikan suku bunga dan perkiraan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar, belanja tersebut dapat meningkat mencapai Rp. 470 triliun, atau 20 persen dari total belanja pemerintah pusat. "Kalau kita lihat data, rasio pembayaran bunga utang dalam belanja pemerintah pusat tren-nya meningkat terus dalam empat tahun terakhir," terangnya. Dikatakan Cik Asan, pada tahun 2023 ini sudah mencapai 19,8 persen dari 17,1 persen di tahun 2020. Sementara belanja modal menurun dari yang semula 10,4 persen tahun 2020, menjadi 8,9 persen tahun 2023. "Demikian juga belanja bantuan sosial, turun tren-nya. Kondisi ini yang saya maksud harus dicermati dan diwaspadai, karena gerusan ini kan diakibatkan bunga utang," tandasnya. (ABP) #Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air

Topik:

partai demokrat DPR RI Komisi XI imf Marwan Cik Asan Bunga Utang