Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.505

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 5 Desember 2023 16:19 WIB
Ilustrasi Rupiah (Foto: Diskominfo Kota Depok)
Ilustrasi Rupiah (Foto: Diskominfo Kota Depok)

Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan sore ini, Selasa (5/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS juga terpantau ikut  melemah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 42 poin atau 0,27% menuju level Rp15.505 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,10% ke posisi 103,60.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas ditutup melemah. Won Korea, semisal, turun 0,56%, sedangkan Yen Jepang menguat 0,31%, dan yuan China mengalami pelemahan 0,04%. Adapun baht Thailand melemah 0,10%, dan ringgit Malaysia sebesar 0,24%.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pembukaan Selasa pagi turun sebesar 39 poin atau 0,25 persen menjadi Rp15.502 per dolar AS dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.463 per dolar AS.

Sebuah survei dari Lembaga swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa China tumbuh lebih besar dari perkiraan bulan November, atau terjadi hanya beberapa hari setelah survei menunjukkan ketahanan yang tidak terduga di sektor manufaktur.

Dari dalam negeri, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% pada 2023. Pada 29 November 2023, OECD melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya sebesar 4,7% kini diproyeksikan menjadi 4,9%.

Sementara itu, untuk tahun 2024, OECD juga meningkatkan proyeksinya dari yang sebesar 5,1% menjadi 5,2% untuk tahun depan. Adapun tahun 2025 juga diproyeksikan sebesar 5,2%.

Dalam laporannya, OECD menuturkan Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Didukung dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan inflasi lebih rendah. Sentimen investor juga diproyeksikan mendukung konsumsi dan investasi. (Ran)