Akhirnya Pemerintah Buka Suara soal Mahalnya Harga Beras di Pasar

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 13 Februari 2024 14:50 WIB
Beras. (Foto: web bulog.go.id)
Beras. (Foto: web bulog.go.id)

Jakarta, MI - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian buka menguraikan penyebab tingginya harga beras di pasaran. Rata-rata harga beras di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Rp 13 ribu per liter hingga Rp 15 ribu per liter, Selasa (13/2).

Harga tersebut di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). HET beras premium ditetapkan Rp 13.900 per kg oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Sedangkan HET beras medium Rp 10.900 per kg.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, mengatakan tingginya harga beras disebabkan oleh mundurnya musim tanam.

“Hingga posisi tadi itu, periode 2024 ini, dari Januari sampai Februari, diperkirakan sampai Maret 5,8 juta ton. Turun sekitar 37 persen dibandingkan periode yang sama 2023 karena mundurnya musim tanam,” kata Haryo kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Selasa (13/2).

Tak hanya itu, tingginya harga beras juga disebabkan oleh pengadaan beras impor yang masih dalam proses. Sehingga mempengaruhi juga ketersediaan beras dalam negeri.

Haryo menambahkan, terganjalnya impor beras terjadi karena tingginya harga pupuk dunia, akibat pasokan bahan baku pupuk terdampak perang Rusia dengan Ukraina, serta terjadinya gangguan pasokan pangan dunia imbas konflik di Terusan Suez.

"Jadi hal-hal tersebut mengganggu. Jadi kan harga pupuk, bahan baku pupuk yg global mempengaruhi impor, sama yang tadi distribusinya," ucap Haryo

Haryo mengungkapkan solusi dari pemerintah yaitu melakukan kerja sama dengan Bulog untuk mempercepat dan mengoptimalkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) ke pasar.

“Terus juga mempercepat impornya juga. Jadi yang mendapatkan penugasan Bulog, diperintahkan kepada Bulog mempercepat proses impor dan penyaluran,” tutur Haryo.

 

Topik:

beras mahal pasar